Saat itu, menunjukkan pukul 20.11 WIB. Jika normal, dari Kapuk ke Bandara estimasinya 30-45 menit.
Nah, ini banjir. Ga mungkin terkejar sekitar 1 jam 15 menit.
Penumpang itu pun juga panik. Sebab, dia harus segera terbang ke luar pulau karena ada tugas mendadak.
Pria berusia 40 tahunan ini mengaku tadinya naik taksi online dengan dua kawan. Namun, tol banjir hingga kendaraan terpaksa keluar di Jalan Kayu Besar hingga naik ojol.
Saya pun beralih ke rute kedua. Sekitar 1-2 km, situasi sama seperti rute pertama. Arah Tangerang macet, sebaliknya Kapuk lancar dengan beberapa motor lewat.
Termasuk, yang didorong dengan mematikan mesin.
Saya tanya, banjir sebetis. Alias, sekitar 30 cm. Bisa dilewati, tapi pelan-pelan dan knalpot harus ditutup agar tidak kemasukan air hingga mogok.
Saya pun mengikuti saran tersebut. Menutup knalpot agar aman dari banjir.
Tak lupa, saya izin ke penumpang agar dia jalan kaki. Sementara, saya mendorong motor.
Penumpang itu mengiyakan. Pelan-pelan kami menyusuri jalan yang tergenang bersama beberapa pengendara lain.
Situasi benar-benar mencekam. Sebab, sepanjang jalan gelap akibat listrik padam.