Untuk postingan pamungkas ini bakal lebih panjang. Anda bisa skip jika artikel ini terasa lama dibaca mengingat saya juga harus merekonstruksi kejadian lebih dari sepekan terakhir.
Saya cek, artikel ini memuat seribu lebih kata. Lumayan panjang.
Namun, masih jauh dari Catatan Harian Ojol: Semesta Ekalaya yang per artikelnya berkisar 2.000-4.000 kata.
* Â Â Â * Â Â Â *
SALAH satu syarat keberadaan TPS adalah dengan didirikannya tenda di pinggir jalan. Untuk apa?
Agar aman pas hujan. Baik pemilih yang akan mencoblos juga anggota KPPS dalam melakukan penghitungan suara.
Sumpah, baru kali ini saya ikhlas melihat tenda di pinggir jalan. Sebelumnya, selalu memaki hingga sumpah serapah jika ada yang melakukannya UNTUK HAJATAN!
Aneh aja, mereka yang nikah, tapi pengguna jalan yang direpotkan. Sebab, dengan adanya tenda kawinan itu membuat pengendara harus memutar lebih jauh.
Khusus untuk pemilu, wajar. Sebab, ini berlangsung lima tahun sekali.
Apalagi, sesuai rekomendasi Komisi Pemilihan Umum (KPU), setiap TPS harus memiliki luas tertentu. Gunanya, demi menampung warga yang menggunakan hak pilih.
Malam sebelum pencoblosan, tenda di tempat saya sudah siap dibangun. Pun demikian dengan meja, kursi, triplek, alat peraga, dan sebagainya.