Melainkan, terkait situasi Prabowo saat ini. Sosok yang digadang-gadang sebagai suksesor Presiden Joko Widodo (Jokowi).
* Â Â Â * Â Â Â *
CAO Cao hanya bisa menghela napas usai menaklukkan Kota Luo Yang, markas rivalnya, Yuan Shao. Ini saya kutip dari novel Roman Kisah Tiga Negara (Romance of the Three Kingdoms/ Sam Kok/ San Guo Yan Yi).
Bukan sekadar geregetan akibat lamanya durasi pertempuran yang tergolong melelahkan hingga menghabiskan mayoritas logistik. Khususnya, dalam "Battle of Guandu".
Melainkan, akibat Cao Cao mengetahui beberapa bawahannya, seperti jenderal hingga penasihat, yang diketahui melakukan korespondensi dengan Yuan Shao.
Maklum, saat itu, posisi Yuan Shao jauh di atasnya. Kendati, Cao Cao memegang legitimasi Dinasti Han sebagai Perdana Menteri.
Namun, dari segi prajurit dan logistik, ketika itu Yuan Shao lebih unggul. Bahkan, Cao Cao nyaris enggan membuka konfrontasi dengan mengalihkan ke Selatan lebih dulu.
Hingga, akhirnya peperangan dahsyat itu pun terjadi. Selanjutnya, sejarah yang bicara.
Apa yang dilakukan Cao Cao ketika mengetahui bawahannya yang melakukan "hubungan gelap" dengan pihak Yuan Shao?
Mengeksekusi?
Babat rumput hingga akar-akarnya?