Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

9 Naga dan 3 Capres

23 Oktober 2023   03:36 Diperbarui: 23 Oktober 2023   03:56 4225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

9 Naga dan 3 Capres

PRABOWO Subianto sudah mengungkapkan bakal calon wakil presiden pilihannya, yaitu Gibran Rakabuming. Berarti, lengkap sudah kontestasi dalam Pemilihan Presiden 2024-2029. 

Sebelumnya, Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar yang didukung Koalisi Perubahan. Lalu, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang disokong Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Keduanya, sama-sama sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada hari pertama, 19 Oktober lalu. Sementara, Prabowo-Gibran yang diusung Koalisi Indonesia Maju bakal daftar pada hari terakhir (25/10).

...

Terkait pasangannya Prabowo, sebagai penggemar saya agak kecewa. Sebab, awalnya saya pikir mantan Danjen Kopassus itu bakal memilih salah satu dari Yusril Ihza Mahendra, Khofifah Indar Parawansa, atau Susi Pudjiastuti.

Namun, ya dalam politik itu pragmatisme memang jadi santapan sehari-hari. Bukan berarti Gibran jelek, tapi agak kurang tepat.

Setidaknya, saat ini. Seperti yang diutarakan Basuki Tjahaja Purnama.

Meski saya beda pilihan dengan Ahok, tapi apa yang diungkapkannya terkait Gibran memang benar. 

...

BTP ini memang sosok yang langka: Jujur.

Hanya, panah sudah dilesakkan. Tidak mungkin kembali kepada busur.

Btw, terkait adanya sutradara "kawin paksa" Prabowo-Gibran itu santer banget. Bisa disimak pada media arus utama atau gosip-gosip di jalanan.

Namun, saya lebih antusias dengan para pengusaha di balik Prabowo dan dua capres lainnya. Ini jauh lebih menarik ketimbang menelisik aktor kawin paksa tersebut.

Saya jadi teringat Roman Kisah Tiga Negara. Yaitu, era perpecahan Dinasti Han di Cina yang terbagi jadi Cao Wei, Shu Han, dan Wu.

Ketiganya bak segitiga sama sisi. Saling mengikat satu sama lain. 

Ga ada yang lebih kuat hingga Zhuge Liang meninggal dan Sima Yi melakukan kudeta merangkak ke Wei. Sisanya, sejarah yang melukiskan.

Dalam setiap berdirinya kerajaan, ada 3 faktor utama.

- Kaum bangsawan

- Jenderal yang hebat

- Kaum pelajar

Cao Pi -putra Cao Cao- ga bisa mendirikan Wei yang mengakhiri Dinasti Han dengan mengudeta Kaisar Xian lewat cek kosong. Dukungan para bangsawan, khususnya pembesar yang membelot jadi aktor utama. 

Beberapa jenderal tangguh seperti Zhang Liao dan para pelajar pun tunduk. Maklum, dukungan kaum bangsawan yang berupa uang, tanah, hingga perbekalan untuk tentara, sangat dibutuhkan Cao Pi demi menstabilkan negara yang baru berdiri.

Nah, begitu juga dengan ketiga capres. Dukungan pengusaha sangat utama dalam periode kampanye merebut hati rakyat. 

Kendati, siapa yang dapat mandat langit, itu cerita lain. 

Namun, guyuran dana sangatlah krusial. Sebab, untuk bisa mengikuti pesta demokrasi lima tahunan ini, setiap calon harus mengeluarkan dana besar. 

Baik itu untuk mobilisasi massa, atribut, kampanye di berbagai media, saksi, hingga mungkin serangan fajar. Yang terakhir, bukan rahasia umum.

TTPPTT. Tahu tapi pura-pura tidak tahu.

Sejauh ini, capres terkaya Prabowo. Utamanya, karena didukung adiknya, Hashim Djojohadikusumo, yang memang pengusaha.

Lalu, Ganjar yang kekayaannya jauh di bawah Prabowo juga punya banyak sokongan. Termasuk, bukan Hary Tanoesoedibjo yang merupakan Ketua Partai Persatuan Indonesia (Perindo) sekaligus pemilik MNC Group.

Bagaimana dengan Anies? Ada Surya Paloh yang dikenal sebagai pengusaha ulet serta Ketua Partai Nasdem.

Ketiga capres ini punya dukungan kuat pengusaha elite di Tanah Air. Hanya, beberapa konglomerat itu bukan, atau belum masuk daftar paling terkaya di Indonesia.

Apalagi, jika dibandingkan dengan 9 Naga. Kelompok pengusaha yang konon menguasai banyak sektor ekonomi di Tanah Air.

Ketika kita rakyat jelata larut dalam euforia capres-cawapres, mereka malah sudah berhitung. Bahkan, sejak lama.

Maklum, sebagai pelaku usaha tentu punya kepentingan agar bisnisnya lancar. Mereka sebenarnya tidak peduli siapa presiden yang terpilih.

Yang penting, bagi mereka, presiden terpilih nanti tidak menyenggol bisnisnya. Syukur-syukur bisa kecipratan untuk melebarkan usaha.

Baik lewat tender atau program pemerintah. Ya, TST. Tahu sama tahu.

Atau, bisa juga tahu tapi pura-pura tidak tahu.

Ya, ga ada makan malam yang gratis. Ke warteg aja sekarang dikenakan parkir!

Terkait para taipan ini, termasuk 9 Naga, tentu ga ragu untuk membantu capres pilihannya. Namun, sejak zaman kuda gigit besi, mereka tidak pernah menaruh seluruh telur dalam satu keranjang yang sama.

Alias, harus main dua kaki. Eh, sekarang tiga kaki dong.

Intinya, main aman. Sebab, risikonya besar jika mereka "all in" hanya ke satu calon.

Para taipan ini enggan berjudi. Orientasi mereka terhadap keuntungan. 

Toh, dalam sejarah pemilu, entah itu pilpres, pilgub, pilkada, dan sebagainya, sudah sering diisi lebih dari dua calon. Untuk pilpres, terakhir 2009. Sementara, level bawahnya ada pilgub DKI Jakarta 2017.

Nah, pada setiap "event" itu, para taipan termasuk 9 Naga turut menggelontorkan dana. Entah itu ke A, B, atau C.

Alhasil, saya kadang ketawa jika mendengar pihak calon ini dan itu yang apriori terhadap dukungan para taipan. Dipikirnya, untuk mengikuti pemilu, baik capres, cawapres, dan ke bawahnya itu gratis.

Btw, siapa sih 9 Naga? Saya sering mendengarnya secara samar.

Bisa jadi, mereka cenderung membumi. Enggan mendapat sorotan tapi aksinya nyata.

...

Yang menarik, justru keberadaan mereka yang cenderung dilebih-lebihkan. Sebab, konon katanya banyak kelompok yang jauh lebih kuat dari 9 Naga.

Misalnya... Sebut saja, 5 Gajah. 

Yaitu, lima taipan paling taipan yang konon menguasai sendi-sendi perekonomian negeri ini. Sekaligus sebagai penjaga stabilitas politik yang bergerak di bawah radar.

Mungkin, jika ingin mengguncangkan perekonomian negeri ini semudah mereka mengambil sesuatu di saku bajunya.

Akhir kata, Valentine 2024 nanti jadi momen yang paling ditunggu.***

- Jakarta, 23 Oktober 2023

*     *     *

Artikel Sebelumnya:

- Prabowo: Sang Penculik yang Berharap Mandat Langit

- Soe Hok Gie: Prabowo Cerdas tapi Naif

- Dhani, Rizieq, dan Ahok Bersatu demi Indonesia (Bumi 378)

Artikel Selanjutnya:

- Prabowo Presiden 2024, Ganjar Mendagri, Anies Menlu, dan AHY Menhan (Bumi 666)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun