Apa pun itu, ketiga capres ini merupakan putra terbaik bangsa. Meski saya mengidolai Prabowo, tapi tetap respek dengan Anies dan Ganjar.
Tentu, saya berharap Prabowo menang mengingat ini mungkin jadi palagan terakhirnya. Bisa dipahami mengingat pada 2029, usianya sudah 77 tahun.
Namun, andai Prabowo kalah lagi pun tak masalah. Sebab, apa pun hasilnya hidup saya harus tetap berjalan.
Saya berharap pilpres 2024 ini berlangsung damai tidak seperti dua edisi sebelumnya. Yaitu polarisasi dua kubu diiringi pujian kampret, cebong, dan kadrun!
Bahkan, saya menyaksikan dua orang yang dulunya erat jadi berseberangan. Ceuk urang Sunda mah, petonggong-tonggong.
Alias, saling menghindar dan enggan menuapa saat bertemu sejak pilpres 2014. Padahal, Prabowo saja sudah rekonsiliasi dengan Jokowi usai pesta demokrasi empat tahun lalu dengan bersedia jadi menteri.
Namun, beberapa orang yang saya kenal, justru masih diam-diaman. Aneh, yang di atas sudah baikan, tapi di bawah masih belum sadar.
Epilog, pilpres 2024 ini jadi hattrick saya memberi suara kepada Prabowo. Jika menang, saya berharap berbagai program yang diusungnya sejak lama bisa segera dijalankan.
Andai kalah, saya tetap mengidolai Prabowo. Sama halnya saya menggemari Juve, Jose Mourinho, Hendra Setiawan, Mike Tyson, Nicky Hayden, Jeff Hardy, dan sebagainya!
* Â Â * Â Â *
- Jakarta, 29 September 2023 (Bumi 87)