Serdadu baktimu kami tunggu
Tolong kantongi tampang serammu
Serdadu rabalah dada kami
Gunakan hati jangan pakai belati
Serdadu jangan mau disuap
Tanah ini jelas meratap
Serdadu jangan lemah syahwat
Ibu pertiwi tak sudi melihat
Gonjang-ganjing antara aparat Kepolisian dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kini kembali menghangat setelah era cicak vs Buaya, 2009 silam. Entah siapa yang salah dan benar, kemungkinan keduanya benar meski egonya sama-sama tinggi, membuat rakyat sudah jenuh.
Dalam lagu Serdadu yang dimuat di album Sugali, menggambarkan betapa saat itu jutaan rakyat Indonesia sangat berharap peran aparat berwenang mampu mengayomi dan melindungi rakyatnya. Hanya, impian tinggal impian, karena sejak lagu itu keluar tahun 1984 hingga kini, elite penjaga ketertiban masyarakat justru saling bertikai.
Umpan bergizi, titah bapak menteri
Apakah sudah terbukti
Bila saja masih ada buruknya kabar burung
Tentang jatah prajurit yang dikentit
Lantang suaramu otot kawat tulang besi
Susu, telur, kacang ijo, extra gizi
Runtuh dan tegaknya keadilan negeri ini
Serdadu harus tahun pasti
* Â Â Â * Â Â Â *
4. 1910
Belum usai peluit belum habis putaran roda
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata
Sembilan belas Oktober
Tanah Jakarta berwarna merah
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Tahun 2012 ini, rakyat Indonesia kembali dihantui tragedi kecelakaan yang merenggut banyak korban jiwa. Mulai dari pesawat Sukhoi, tabrakan kereta, kapal tenggelam, hingga bus dan angkutan darat lainnya. Ironisnya, beberapa kecelakaan tersebut tidak menyentuh sama sekali dari pihak yang bersangkutan. Seolah, setelah memberi bantuan dan asuransi, masalah menjadi selesai.