Namun, dibalik kesederhanaan lagu ini, terdapat lirik yang sangat dalam, bahkan sangat menyayat bagi yang mendengarnya. Terutama di bait terakhir yang mencerminkan bobroknya wakil rakyat kita yang tidak berubah sejak 25 tahun lalu hingga kini….
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana
Di gedung DPR
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu setuju…
* * *
2. Tikus-tikus Kantor
Kucing-kucing yang kerjanya molor
Tak ingat tikus kantor datang menteror
Cerdik licik tikus bertingkah tengik
Mungkin karena sang kucing pura-pura mendelik
Lagu satire yang terdapat dalam album Ethiopia ini, sangat pas menggambarkan buruknya kinerja birokrasi dalam negeri kita. Mereka yang pintar dalam pemerintahan hanya “bisa bekerja” saat didatangi atasannya. Beruntung, di DKI Jakarta, kebobrokan itu sudah mulai menghilang seiring usaha dan kerja keras dari Gubernur Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahya.
Hanya, usaha duet berinisial JB ini, hanya terbatas dalam lingkup Jakarta, alias belum menyeluruh ke nusantara. Untuk itu, saya dan jutaan rakyat Indonesia lainnya tentu berharap pada 2014 mendatang, ada sosok “teladan” yang bisa membenahi birokrat-birokrat yang sering korupsi di negeri ini seperti yang dituangkan dalam lirik tahun 1986 tersebut.
* * *
3. Serdadu