Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sapu Tangan Bersulam Angsa

9 Mei 2012   13:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:30 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

saat perjalanan mendekati puncak
justru di sanalah terdapat tujuan
walau terkadang sangat berbeda
dari apa yang di inginkan

bulan itu, seperti biasanya
ucapan selamat kembali melintas
walau hanya dari suara
dan juga sebaris kata-kata

hingga dua bulan setelahnya
tiada lagi satu ungkapan
dalam perkataan di bukit nan berkilau
yang juga demikian

hanya ada satu kata
selamat tinggal
tujuan kita sama
namun jalan lah yang membuat kita jadi berbeda...

7 Mei 2011

hening
gelap
hampa
tertutup

tiada lagi ungkapan
saat ego semakin membesar
sampai akhirnya saling menyesal
namun waktu tidak dapat terulang kembali

7 Mei 2012

selembar sapu tangan bersulam angsa
kembali terlihat di sisi almari
walau tak tampak di setiap hari
entah kenapa menjadi ada

masih sangat harum
meski dua tahun tak kena air
tersembunyi di dalam
tanpa pernah di sentuhnya lagi

hingga, detik-detik pergantian hari
dengan berat hati
dan bibir bergetar
ku mengucapkan sesuatu kepadamu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun