Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menelusuri Jejak 7 Patung Bersejarah di Jakarta

28 November 2011   02:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:07 18725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_144993" align="aligncenter" width="655" caption="7 Patung Bersejarah di Jakarta"][/caption] Saat hari sabtu lalu, seusai menghadiri acara Workshop Kampung Fiksi di Bekasi, laju kendaraan motor saya terhambat oleh macet yang amat parah di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Saat diri ini mengumpat saking kesalnya terjebak macet ditambah lagi hampir semua kendaraan tumpah ruah memenuhi sudut jalan, yang padahal adalah hari libur. Ketika mata melihat di arah kejauhan, tiba-tiba saja pandangan saya tertuju pada sebuah patung yang menjulang tinggi di angkasa, layaknya sebuah tangan yang hendak menggapai langit. Ternyata itu Patung Dirgantara, atau biasa di sebut orang sebagai tugu Pancoran. Langsung saja, saya pinggirkan motor untuk sekadar menjepret dari kejauhan. Ternyata sangat menarik, lalu timbul keinginan, bagaimana pemandangannya saat malam hari. Akhirnya, saat malam hari saya iseng-iseng keluar rumah untuk memotret pemandangan patung dan tugu yang ada di Jakarta, sekitar tujuh buah. Sekaligus untuk mengetahui latar belakang dari pembuatan patung-patung tersebut.

*    *    * *    *    *

1. Patung Dirgantara (Tugu Pancoran) Patung yang dikenal masyarakat luas sebagai Tugu Pancoran ini, salah satu monumen bersejarah yang berada di Jakarta. Dibuat pada akhir kepemimpinan Presiden Soekarno, dan menurut sejarah yang saya tahu beliau sampai menjual mobil pribadinya untuk menyelesaikan proyek pembuatan patung ini. Sungguh megah patung ini kalau dilihat dari kejauhan, namun ketika sudah dekat, maka kegagahan patung ini sirna karena terhalang oleh dua jalan layang yang mengapitnya. Konon, saat pembuatan patung ini terdapat sebuah harta karun yang tak ternilai harganya, yang disimpan oleh Presiden Soekarno melalui penunjukan tangan patung tersebut yang menghadap ke arah Kemayoran. Dan maksud dari pembuatan patung ini adalah, beliau ingin menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas, dapat juga di lindungi oleh Angkatan Udara serta dapat melayani masyarakat melalui transportasi udara yang saat itu masih belum begitu banyak. [caption id="attachment_144896" align="aligncenter" width="614" caption="Patung Dirgantara dilihat dari kejauhan"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144897" align="aligncenter" width="614" caption="Patung Dirgantara saat difoto di jalan layang menuju ke arah Cawang"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144898" align="aligncenter" width="614" caption="Gagahnya Patung Dirgantara, di terangi lampu kota"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144899" align="aligncenter" width="614" caption="Fondasi Patung Dirgantara yang diapit jalan layang"][/caption]

*    *    * *    *    *

2. Patung Pemuda Membangun Patung yang terletak di bundaran Senayan, sekaligus titik temu antara Jakarta Selatan dengan Jakarta Selatan sebagai pusat pemerintahan. Dibuat sebagai penghargaan kepada Pemuda dan Pemudi Indonesia dalam keikutsertaanya membantu pembangunan Indonesia. Dengan lambang pemuda gagah nan kuat yang sedang memegang perisai api yang tak pernah padam, mewujudkan semangat pembangunan yang jua tak lekang dimakan zaman. Sayangnya, kondisi patung ini saat malam hari, tidak ada penerangan sama sekali. Menyebabkan saya agak kesulitan untuk mengmbil gambar. Namun saat siang harinya, patung ini laksana penyemangat untuk pemuda dan juga atlet yang berlatih di Kompleks olah raga Senayan yang tak jauh dari lokasi patung berada. [caption id="attachment_144900" align="aligncenter" width="614" caption="Saat difoto dari dekat tanpa memakai blitz"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144901" align="aligncenter" width="614" caption="Kekar dan gagah laksana seorang prajurit di medan laga"][/caption]

*    *    * *    *    *

3. Patung Jenderal Sudirman Saat hendak melangkahkan kaki ini menuju tepat depan patung Jenderal Sudirman, ada perasaan merinding dan haru yang menyelimuti diri ini. Bukan apa-apa, melihat kebesaran dari masa lalu seorang Jenderal Sudirman. Sosok yang terkenal tegas, jujur, bersahaja dan tak kenal lelah dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia ini, memang menjadi satu panutan untuk generasi selanjutnya. Berdiri tegak di kawasan pusat bisnis Indonesia tepat di jantung Ibukota, yang lokasi patungnya segaris dengan Patung Pemuda Membangun dan Tugu Monas ini, sangat strategis.(Sumber Wikipedia). Semoga saja patung Jenderal Sudirman yang sedang menghormat itu tidak salah dalam posisinya, sebagai seorang Panglima Besar. Sebagaimana dilukiskan dalam film Nagabonar 2. [caption id="attachment_144905" align="aligncenter" width="614" caption="Berdiri tegak dan menghormat"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144956" align="aligncenter" width="614" caption="Peresmian pada tanggal 16 Agustus menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144958" align="aligncenter" width="614" caption="Sungguh, tegak posisi patung Jenderal Sudirman"][/caption]

*    *    * *    *    *

4. Patung Selamat Datang (Tugu Selamat Datang)

Patung yang dibuat untuk menyambut atlet dan tamu kehormatan perbagai negara saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV. Lokasinya tepat berada di jantung Ibukota, yang mempertemukan Jalan Jenderal Sudirman dengan Jalan Husni Thamrin. Letaknya persis di tengah-tengah bundaran air mancur Hotel Indonesia, dengan sepasang manusia sedang menggenggam bunga dan melambaikan kedua tangannya menghadap ke arah utara, yaitu pelabuhan.

Saya sendiri sering mengambil gambar saat melintasi tugu selamat datang, karena letaknya tidak jauh dari rumah. Dan juga kalau malam, pemandangan di sekitar patung sangat indah, berhiaskan lampu kota dengan kerlap-kerlip cahaya yang menyinari di sekelilingnya.

Sayangnya saat kemarin, bundaran air mancur tertutup oleh reklame karena sedan dalam masa renovasi, tetapi tidak mengurangi keindahan dari patung tersebut.

[caption id="attachment_144962" align="aligncenter" width="614" caption="Terlihat dari Jalan Jenderal Sudirman, tampak belakang"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144965" align="aligncenter" width="614" caption="Patung Selamat Datang, dua pasangan wanita melambaikan tangan"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144967" align="aligncenter" width="614" caption="Sering dijadikan objek wisata dan ajang pemotretan para model"][/caption]

*    *    * *    *    *

5. Patung Pembebasan Irian Barat Berlokasi di lapangan Banteng, seberang Hotel Borobudur. Patung ini tampak berdiri tegak dengan kedua tangannya melambangkan ekspresi kemerdekaan serta putusnya rantai yang membelenggu kakinya. Patung ini dibuat untuk memperingati Pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda yang memakan banyak korban. Sayangnya areal patung ini sangat sepi, saat saya memotretnya tiada satu orang pun yang terlihat serta kesan angker dari lapangan banteng sendiri. [caption id="attachment_144968" align="aligncenter" width="614" caption="Ekspresi kemerdekaan dengan rantai yang putus"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144970" align="aligncenter" width="461" caption="Tampak dari kejauhan, patung ini seperti hendak menggapai langit Indonesia"][/caption]

*    *    * *    *    *

6. Patung Pahlawan (Tugu Tani)

Patung Pahlawan yang biasa dijuluki orang sebagai Patung Tani, menggambarkan penghargaan kepada para pejuang Kemerdekaan Indonesia dengan lambang seorang laki-laki memakai caping dan selendang degnan menenteng senjata. Di sampingnya ada sosok Ibu yang terlihat memberi restu untuk perjuangan anaknya di medan perang.

Karena memakai topi caping yang biasa di gunakan Petani di sawah, jadinya patung ini dijuluki patung Petani. Dalam monumen yang saya baca melalui bantuan senter, (saking gelapnya) terdapat tulisan dari Presiden Soekarno, yaitu "Bangsa yang menghargai pahlawannya adalah Bangsa yang besar".

Letaknya di sebuah bundaran strategis, dekat ke Monumen Nasional, juga ke arah Senen sebagai pusat perdagangan terdahulu, nampak berdiri anggun dengan keremangan malam yang menyelimutinya.

Semoga sinar terang pun menyelimuti para Pahlawan Indonesia di zaman sekarang.

[caption id="attachment_144972" align="aligncenter" width="614" caption="Saat terlihat dilewati kendaraan"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144973" align="aligncenter" width="614" caption="Memohon Doa Restu Sang Ibu untuk berangkat ke medan perang"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144975" align="aligncenter" width="614" caption="Tampak dari belakang"][/caption]

*    *    * *    *    *

7. Patung Pangeran Diponegoro Berada di dalam kawasan Monumen Nasional (Monas) tampak patung Pangeran Diponegoro terlihat gagah dengan menunggangi sebuah kuda layaknya terbang. Letaknya tepat di depan pintu masuk Monas yang melalui terowongan bawah tanah. Dengan diapit oleh kolam air mancur yang dahulu sering dibuat mandi bebas anak-anak kecil yang main ke Monas. Menggambarkan potret perjuangan salah satu Pahlawan Indonesia yang sangat ditakuti oleh Belanda semasa hidupnya.

[caption id="attachment_144976" align="aligncenter" width="614" caption="Terlihat seperti hendak menaiki angkasa"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144977" align="aligncenter" width="614" caption="Tindakan yang tegas dengan jari telunjuk mengacung ke arah depan"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144980" align="aligncenter" width="614" caption="Benar-benar gagah"][/caption]

*    *    * *    *    *

*    *    *

Selain itu ada juga beberapa patung lainnya yang pernah saya foto, untuk melengkapi ketujuh patung di atas. Semoga di lain waktu, saya dapat memotret patung kedua tokoh proklamator Bangsa ini,  Soekarno-Hatta dan juga ketujuh pahlawan revolusi. - Patung Arjuna

[caption id="attachment_144983" align="aligncenter" width="614" caption="Saat hendak berperang dengan Adipati Karna di Barata Yudha"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144984" align="aligncenter" width="614" caption="Dengan Sri Kresna sebagai kusir"][/caption]

*    *    * *    *    *

- Patung Wayang Golek Gatot Kaca

[caption id="attachment_144985" align="aligncenter" width="614" caption="Patung Wayang Golek Gatot Kaca di depan pintu masuk Museum Wayang"][/caption]

*    *    * *    *    *

- Patung Pemanah Kembar

[caption id="attachment_144987" align="aligncenter" width="614" caption="Nampak seperti adu ketangkasan dalam memanah bintang"][/caption]

*    *    *

[caption id="attachment_144986" align="aligncenter" width="614" caption="Ramainya kawasan Senayan tepat di depan Stadion Gelora Bung Karno."][/caption]

*    *    * *    *    *

Tulisan ini bukan bermaksud untuk mengkultuskan patung yang juga sebuah benda mati. Namun untuk menghormati sejarah dari patung tersebut serta proses pembuatannya yang selalu dihinggapi derai air mata dan segenap pengorbanan.

*    *    *

Djembatan Lima, 28 November 2011 (09:25 wib) Foto: Dok. Pribadi - Choirul Huda (CH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun