*Â Â Â Â *Â Â Â Â *
Mungkin kita bisa meniru langkah negara-negara tetangga untuk menanggulangi masalah kemacetan, seperti: - Menyediakan sarana transportasi massal yang memadai, seperti di beberapa kota besar asia, yaitu Kuala Lumpur, Tokyo, Shanghai, Hongkong maupun Seoul. Mungkin masih mimpi, Jakarta memiliki Trem, Subway, atau Monorel, tapi semoga saja, Pemerintah dapat merealisasikannya. - Busway bukan untuk mengatasi kemacetan, melainkan untuk meminimalisir kemacetan. Maka dibuatkanlah armadanya yang bersih, aman dan nyaman. Hingga pengendara pribadi beralih menggunakan Busway. Tidak seperti sekarang, yang menjadi momok karena maraknya kasus pelecehan seksual. - Membuat peraturan yang tegas untuk tidak memarkir sembarangan di pinggir jalan, terutama kolong jalan layang seperti di kawasan Roksi, Jakarta Pusat dan juga Pasar Pagi, Jakarta Barat. Dimana kemacetan terjadi karena parkir motor sembarangan tepat dibawah kolong jalan layang. - Menertibkan Pak Ogah yang mengatur kendaraan setiap di persimpangan. Karena mereka mau mengatur hanyalah jika diberi uang receh, namun kalau tidak diberi oleh pengendara mereka pada enggan dan melah membuat kemacetan semakin menjadi. - Membatasi penggunaan kendaraan, baik itu sepeda motor ataupun mobil pribadi. Kemacetan di Beijing dan Shanghai menurun drastis hingga 40% karena diterapkan dengan efektif oleh pemerintah setempat. Masak, kita yang menganut paham demokrasi kalah dengan negara China yang beraliran Komunis...
*Â Â Â Â *Â Â Â Â *
- Choirul Huda (CH)
____________________________________________________________________________________ Foto: Dok. Pribadi. Sumber: Kompas.com, Dephub.go.id. Note:Sedihnya, mengatasi kemacetan hanya menjadi wacana bagi Pemerintah di saat kampanye pemilukada... ____________________________________________________________________________________ Tulisan Selanjutnya: - Rekreasi ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) - Mengelilingi Indonesia Dari Skala Kecil - Perairan Sunda Kelapa Tercemar Limbah, Tanggung Jawab Siapa? * * * Tulisan Lainnya: - Melongok Kehidupan di Pelabuhan Sunda Kelapa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H