[caption id="attachment_136929" align="aligncenter" width="614" caption="Pembangunan jalan layang Tanah Abang-Kampung Melayu."][/caption] Sudah bukan rahasia umum lagi, kalau setiap hari Jakarta selalu macet. Tidak pagi hari atau sore menjelang malam, selalu kemacetan yang terjadi di jalan raya. Bahkan di media massa maupun elektronik, kemacetan adalah makanan sehari-hari untuk disimak. Ada beberapa penyebab terjadinya kemacetan, yaitu - Bertambahnya volume kendaraan, namun tidak diiringi dengan pelebaran jalan. - Banyak ruas jalan yang dipakai untuk mengetem angkutan umum, baik itu bus, metromini, hingga angkot. - Parkir bebas di sepanjang ruas jalan, baik itu primer maupun sekunder. - Penyempitan terjadi karena sisi jalan diisi oleh pedagang musiman yang beroperasi, pagi hingga sore hari. - Menjamurnya pusat perbelanjaan, namun tidak membuat sarana parkir sendiri yang memadai. - Aksi Demonstrasi, baik itu dari sekelompok massa atau Mahasiswa. Terutama di Bundaran HI, Istana Negara atau Gedung DPR, hingga membuat jalan utama sepanjang Thamrin, Jendral Sudirman, Gatot Subroto menjadi macet panjang. - Kurangnya sarana transportasi untuk Publik. Busway tidak menampung banyak kebutuhan masyarakat, karena armadanya sangat terbatas. - Peran jalan Layang kurang begitu efisien, sebab bukan saja tidak dapat mengatasi kemacetan, namun semakin membuat macet.
*Â *Â *
Khusus untuk pembangunan Jalan layang sendiri, apakah sudah sesuai untuk mengatasi kemacetan, atau malah menjadi penyebab dari kemacetan? Pagi kemarin saat saya pergi ke Taman Mini Indonesia Indah, dari daerah Pluit, Jakarta Utara. Saya melintasi beberapa ruas jalan layang, baik itu yang sudah kokoh dibangun ataupun yang masih dalam masa pembangunan. Terlihat jelas, masalah lain yang timbul karena pembangungan jalan layang. Mulai dari jalan layang Jembatan Tiga, Tubagus Angke, Bandengan, KH. Hasyim Ashari, Tanah Abang-Kampung Melayu, hingga Pasar Pagi. Semua terlihat sangat macet, baik itu jalan diatas maupun di bawah jembatan layang tersebut. Malahan kemacetan terlihat mengular, seperti di jalan Letjend S.Parman, jalan layang disana sudah seperti antrean sembako di kelurahan, karena kemacetan justru bertambah parah, mulai dari depan Mall Citraland hingga lampu merah Tomang. Tepat ketika melewati jalan KH. Mas Mansyur, kemacetan makin menjadi, akibat proyek jalan layang Tanah Abang - Kampung Melayu, yang melintasi areal pusat perbelanjaan elit di Kuningan. Pembangunan yang belum lama berjalan itu tampak mengganggu pengendara, terutama yang melewati samping jalan layang itu. Ruas jalan menuju ke Jendral Sudirman menjadi sedikit terhambat, karena hanya bisa dilalui satu kendaraan saja. Apalagi tidak jauh dari kawasan itu banyak terdapat pusat perbelanjaan di kawasan Casablanca, Kuningan. Jakarta Selatan. Maka, tumpah ruah, antara kendaraan yang masuk dan kendaraan yang keluar dari pusat perbelanjaan itu. Seperti data yang saya lihat di kawasan Casablanca, setiap pagi ada 35.532 kendaraan dan sore hari ada 10.995 kendaraan di jalur arah barat-timur. Sementara arah timur-barat ada 18.897 kendaraan pada pagi dan 17.846 kendaraan pada sore hari. (Sumber: Kompas.com) Hingga jarak Kapuk - Taman Mini, yang mestinya hanya berkisar satu hingga dua jam, kini akibat terjebak macet disana-sini, menjadi molor sampai tiga jam lebih. Pukul 11 wib, kami baru sampai Taman Mini, itu pun tersendat dahulu depan sebuah pintu masuk yang juga lumayan antre. Setelah puas berkliling TMII, sorenya kami beranjak pulang, saat melewati jalan KH. Hasyim Azhari, lagi-lagi terjebak macet yang lumayan lama. Kemacetan terjadi dari arah terminal Grogol hingga persimpangan Roksi - Jalan KH. Moch. Mansyur. Apalagi saat hendak naik ke jembatan layang, kendaraan yang kami tumpangi tertahan hingga tidak bisa bergerak sedikit pun. Akhirnya dengan terpaksa, kami mengambil keputusan untuk melewati jalan bawah, dengan harapan dapat menerobos dan melalui jalan kecil, Gang Subur. Tetapi lagi-lagi, tetap saja sama. Di depan palang pintu rel kereta api, kemacetan bertambah parah, disebabkan parkiran ratusan sepeda motor di bawah jembatan layang depan pusat perbelanjaan Roxy Mas. Kalau sudah begini, kami hanya bisa berfikir, untuk apa dibangun jalan layang, kalau kemacetan tetap merajalela, dan juga hanya dijadikan lahan parkir pusat perbelanjaan...
*Â Â Â *Â Â Â *
- Beberapa kemacetan yang terjadi di jalan layang. [caption id="attachment_136935" align="aligncenter" width="614" caption="Ruas jalan yang semakin menyempit, tertutup reklame proyek pembangunan jalan layang."][/caption]
*Â Â Â Â *Â Â Â Â *
[caption id="attachment_136925" align="aligncenter" width="614" caption="Kawasan Tanah Abang, kemacetan adalah santapan sehari-hari."][/caption]
*Â Â Â Â *Â Â Â Â *
[caption id="attachment_136932" align="aligncenter" width="614" caption="Jembatan Pasar pagi, disesaki angkot, bajaj yang mengetem sembarangan serta parkir liar yang menjamur"][/caption]
*Â Â Â Â *Â Â Â Â *
[caption id="attachment_136938" align="aligncenter" width="614" caption="Jalan layang di Roxy, samping pusat perbelanjaan ITC Roxy Mas, yang selalu macet dan macet..."][/caption]