Satu contoh misalnya, kasus OR yang sudah saya singgung di atas, pihak POLRI masih belum menetapkan siapa tersangka dari kasus tersebut. Saya ingat pernah melihat wawancara salah satu petinggi POLRI, menyatakan bahwa POLRI tidak dapat melakukan tindakan hukum jika belum ada pelaporan resmi dari pelapor, siapa yang terlapor dan sesuatu bukti yang berkaitan dengan tindakan tersebut.
Beberapa pekan kemudian, petinggi POLRI yang sama muncul kembali pada stasiun TV yang sama dan dalam pembahasan tema yang sama pula. Kali ini dalihnya adalah walaupun POLRI sudah dilapori secara resmi, terlapor juga sudah ada dan diketahui, barang bukti dari tindakan tersebut sudah diterima, tetap POLRI tidak dapat serta merta menangkap pihak terlapor karena ada prosedur tindakan pemeriksaan pendahuluan hingga dihasilkan kesimpulan hukum.
Ketika salah satu pembicara lain pada acara tersebut memberikan contoh, dirinya sendiri pernah dilapori oleh petahana pada kasus pemilukada. Ternyata aparat polisi dapat langsung mengamankan dirinya tanpa perlu prosedur tindakan pemeriksaan pendahuluan, intinya hari ini dirinya dilaporkan, lalu besok dirinya ditangkap. Sang petinggi POLRI tersebut sambil tersenyum, kurang lebih mengatakan; "Ini masukkan yang bagus bagi kami, dan dapat menjadi pertimbangan kami".
Tetapi sampai saat ini setelah beberapa hari acara talk-show tersebut, tetap tidak ada tindakan menarik dari kasus OR ini, bahkan malah muncul kabar bahwa tabloid OR ini, Sabtu (5/7/2014) besok akan kembali diterbitkan secara resmi. Makin sangat tidak masuk akal bukan? Tetapi setelah mendengar konferensi pers SBY kemarin siang, akhirnya semua tanda tanya yang ada menjadi jelas dan terang benderang.
Jelas saja POLRI tidak dapat melakukan tindakan apa-apa terhadap para pelaku OR tersebut, karena isi tabloid OR itu jelas menyerang capres Jokowi, sementara intruksi tegas SBY kepada POLRI adalah harus bersikap netral. Sudah saya jelaskan di atas, netral bagi SBY itu adalah mendukung koalisi partai Gerindra, maka menjadi wajar POLRI tidak bertindak apa-apa terhadap kasus OR, karena POLRI bersikap netral.
~ ~ ~ ~ ~
Sahabat semua pendukung Jokowi, lima hari kedepan menuju tanggal 9 Juli 2014 akan semakin berat bagi perjuangan kita memenangkan pilpres ini, karena segala cara tipu daya dan kecurangan benar memang akan terjadi. Jika perjuangan kita tidak sesuai dengan harapan, tidak perlu ada penyesalan karena kita tetap mempunyai kebanggaan yaitu berjuang dengan cara baik dan benar. Menjadi pihak yang kalah dengan cara terhormat dan bermartabat, adalah lebih baik dibanding pihak yang menang tetapi hasil segala cara, tipu daya, kecurangan dan fitnah-fitnah.
Sahabat semua pendukung Jokowi, pernyataan di atas, bukanlah sikap pesimis saya terhadap hasil perjuangan kita di 9 Juli 2014 nanti, tetapi adalah sikap untuk mengajak sahabat semua sesama pendukung Jokowi untuk lebih bersemangat lagi, bersemangat lagi dan bersemangat lagi di lima hari terakhir ini hingga menjelang hari pencoblosan nanti dan kita mendapatkan kemenangan.
Saya sangat meyakini, Insya Allah Jokowi akan memenangkan pertarungan pilpres ini, karena saudara-saudara kita di Porong Sidoarjo, saudara-saudara kita petani seluruh Indonesia, saudara-saudara kita nelayan di seluruh Indonesia, dan saudara-saudara kita semua lainnya di seluruh Indonesia yang hidupnya masih belum beruntung, sangat membutuhkan seorang Jokowi untuk mengangkat harkat hidup mereka dalam kesejahteraan yang layak bagi mereka.
Bagi kita tidak menjadi masalah kubu disana banyak didukung partai, tidak menjadi masalah kubu disana didukung oleh seorang Presiden yang saat ini sedang berkuasa, bahkan tidak menjadi masalah pula jika benar kubu disana didukung oleh TNI-POLRI yang seharusnya bersikap tidak memihak. Karena kita kekuatan Jokowi adalah kekuatan rakyat dan tidak ada yang dapat mengalahkan kekuatan rakyat.
Sahabat semua pendukung Jokowi, mari kita berusaha lebih keras lagi di waktu yang tersisa lima hari kedepan, memastikan kembali orang-orang terdekat kita, orang-orang di sekitar kita, yang dapat kita ajak dengan cara yang baik dan benar untuk memilih Jokowi di 9 Juli 2014 nanti. Setelah kita berusaha, hasilnya kita pasrahkan kepada Yang Maha Kuasa, semoga Tuhan Yang Maha Mampu-pun berada di pihak kita untuk memenangkan Jokowi-JK, Aaamiiin.....