Mohon tunggu...
Khafid Abdillah
Khafid Abdillah Mohon Tunggu... wiraswasta -

Tidak berhenti untuk terus Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perempuan dengan Rokok di Tangan

2 April 2015   04:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:39 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gambar untuk tante merokok

Wanita dengan baju lengan pendek itu kemudian keluar dari warung seteleh selesai melayani pembeli lagi yang tadi datang bersamaan ketika kami pesan teh manis. Uang yang diberikan wanita dengan teman lelakinya yang masih tetap duduk di motor itu yang membuat pelayan keluar menukar di warung sebelah.

Setelah teh kutenggak hampir habis, saya menjauh dari warung duduk di jok motor. Pelayan itu kemudian datang mengembalikan uang kembalian. Sosok wanita berbaju lengan pendek tetap tak mengeluarkan kata-kata. Temanku kemudian mengalihkan perhatian ke perempuan yang sedang asyik merokok. Entah apa yang diobrolkan, temanku lalu menyorongkan hp ke perempuan itu. Perempuan itu kemudian mengetikkan sesuatu di hp temanku. Hp itu diangsurkan kembali ke temanku. Temanku tenggelam bersama hpnya.

Saya lalu menghampiri dan duduk di dekat perempuan yang sedang merokok. Kami kemudian mengobrol panjang kali lebar. Temanku kemudian menyela ngobrol bernada meledekku. Tapi aku abaikan. Sebut saja namanya zafira. Sosok wanita umur 29 tahun. Janda beranak satu. Anaknya kini dibawa mantan suaminya ke negaranya.

Ia wanita keturunan seperti timur tengah. Orangtuanya, dua-duanya sudah tidak ada. I a termasuk anak kembar. Kembarannya tinggal di kampung di pesisir pantura dekat daerah asalku. Dia empat bersaudara. Dulunya kedua orangtuanya keturunan orang terpandang dan terkaya di daerahnya. Tapi semuanya sudah sirna. Jadi orang miskin.

Kalau di kampung, ia bilang kerja di tanah abang padahal ia kerja di dunia dugem, kawasan lokasari. I a tempat kerjanya sepi.  Ia berangkat kerja jam lima sore sampai jam satu malam. Dapat uangnya dua minggu sekali. Dia bilang dapat uangnya dapat tips dari tamu yang ditemaninya. Dan itu tidak banyak. Kalau ngamar baru ia dapat duit.

Katanya, rata-rata pengunjungnya kalau diajak ngamar tarif tiga ratus ribu kemahalan. Dan uang tiga ratus ribu dibagi dengan bos. Dia hanya menerima separuhnya. Kalau ada tamu yang baik biasanya orang yang sudah umuran. Pernah dibelikan hp oleh orang seberang di mal kawasan kuningan. Orang ini pernah haji tiga kali katanya.

Sebenarnya ia menyadari pekerjaan yang dia lakoni penuh dengan kepalsuan dan kotor. Dia ingin bekerja lainnya. Bos yang punya warung ini katanya sedang mengusahakan pekerjaan untuk dirinya. Ketika ditanya kenapa tidak menikah lagi. Ia masih trauma dengan orang yang sama asalnya dengan daerahku. Ia merasa tertipu dan hancur. Ia menganggap semua laki-laki sukanya pura-pura dan akting doang.

Begitulah obrolan perempuan dengan rokok di tangannya. Sebenarnya masih banyak yang ia ungkapkan. Tapi, kapan-kapanlah nanti saya lanjutkan tulisan ini.****pcded020415***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun