Mohon tunggu...
Khafid Abdillah
Khafid Abdillah Mohon Tunggu... wiraswasta -

Tidak berhenti untuk terus Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kacang Bogares Ceria, Bikin Anda Gembira

17 Oktober 2014   22:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:38 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Awalnya saia membuka Facebook, di time line nongol up date status @Dede Sulaiman Rich yang lagi ketiban rejeki nomplok. Produk Chocohut-nya yang ditag UKM (Usaha Kreatif Milyaran) direspon positif oleh para facebooker. Omzetnya dari hari ke hari luar biasa...(hmm.. mo nyatroni markasnya suhu Dede gak kelakon2. Kapan saatnya pasti sampe :v)

Dari update status @Dede S R lah yang menyenggol @Kacang Ceria, entah kenapa membuat mataku tertarik meng-add @ Kacang Ceria. Lalu saia imbokan bahwa saia tertarik memasarkan produknya, "monggo..." balasnya.

Saia tanya nomer hp-nya. Gak dibalas...eh rupanya di profil ada nomer hp-nya. Saia coba hubungi,

"Di Trayeman, mas" jawabnya waktu saia tanya di mana alamatnya. Alisku sedikit mengernyit.

"Pokoknya jenengan lampu lalulintas perempatan Trayeman belok kiri kalo dari arah selatan. Kalo dari arah timur perlintasan rel kereta, lurus terus ke arah barat. Nanti sebelum indomaret belok kiri"

"ya,ya. saia tahu"

Dengan motor pinjeman kawan, saia meluncur ke si empunya Kacang Ceria. Saia pilih jalan raya margasari - Jatibarang daripada Margasari - Tegal. Karena saia merasa lebih dekat dan jalanan lancar, tidak semrawut.

Di bundaran patung obor Pakembaran, Slawi. Saia belok kiri lurus melewati stadion Tri Sanja, mentok di ujung jalan ada belokan lurus ke arah perempatan Trayeman. Saia berhenti di perempatan indomaret (sebelum perempatan Trayeman). Saia nyeberang belok kanan arah selatan. Beberapa meter kemudian ada plang Kacang Bogares.

"Mbak, mbak, kenal mas marto yang punya Kacang Ceria?" tanyaku, mencegat perempuan yang kebetulan berpapasan denganku.

" Warmo, mas" kata mbaknya membetulkan (...hmm sori mas, tadi di hp kedengarannya marto), "itu mas, masuk gang lurus," hmm.. saia lihat mobil kayaknya bisa masuk..

Dengan menyeberang, saia langsung masuk mengikuti tanda arah ke Kacang Ceria, milik mas Warmo. Saia parkirkan motor di sisi rumahnya, yang rupanya sebagai tempat produksi kacang bogares, terlihat ada karyawan yang sedang sibuk.

"Mbak, mas Warmo nya ada?"

"Oh iya, ada. Silakan masuk, mas"

Saia masuk di ruang tamu yang sekaligus sebagai display produk-produknya, setelah mas Warmo menyambutku dengan senyum ramah.

Setelah dipersilakan duduk, saia utarakan maksud seperti waktu saia imbokan. Tidak lupa saia bumbui dengan tanya ini itu.

Kata mas Warmo, yang low profile ini, gara-gara dipromosikan mas Dede Sulaiman Rich, imbokannya jadi membludak.

" Mas Dede kemarin ke sini, ngajari dan ngajak saya untuk meningkatkan omzet. Tapi saya belum siap online. offline aja kewalahan...hehehe" ujarnya.

Di sela-sela obrolan, datang tamu lagi, seperti saia. O, rupanya calon pekerja dengan menyerahkan berkas lamaran ke mas Warmo.

"Saya ndaftar kerja mas, seperti pengumuman jenengan di facebook yang kemarin. Saya udah inbox lho" sela mas nya sembari menyebut namanya  ketika melihat mas Warmo mengingat-ingat. "oh, ya ya mas" kata mas Warmo. (kayaknya jenengan perlu membuka lowongan lagi buat sekretaris..:v...ndaftar mas!...:v)

Beberapa saat kemudian datang tamu lagi. Kali ini teman Facebook baru juga yang tertarik membeli produknya Mas Warmo.

"Mau saya coba pasarkan ke Jakarta, mas. Kebetulan saya punya rumah di sana" ujar mas Faiz ( kalo gak salah dengar namanya itu).

Kacang bogares Ceria ini rupanya pusatnya di Bogares Pangkah (hmm pantesan di tlp tadi saia sempat mengernyit...Trayeman ini mungkin kampung istrinya. ini lupa saia tanyakan). Mas Warmo bercerita, kacang bogares asalnya dari Mbah Wir, dan Ayahku waktu itu jadi karyawannya. Setelah cukup ilmu dan mampu minta izin ke mbah Wir membuka usaha Kacang Bogares sendiri.

Awalnya dia tidak mau meneruskan usaha orangtuanya, karena dia basic nya lulusan AMIK YMI. Setelah 7 tahun mengalami jatuh bangun usahanya dengan bermacam-macam usaha. Sekarang fokus meneruskan usaha orangtua dan memproduksi sendiri Kacang Bogares dengan resep khusus yang tidak ada seperti di internet.

Hingga saat ini kurang lebih omzet per bulannya mencapai 80 juta. Saia melihat ada sekitar 5 model packingan. Yang bungkusan gede dijual 16 ribu per plastik. Ukuran sedang dijual 8 ribu per plastik. Sedang kemasan renteng dijual 1000-an, isinya 30 plastik.

"Saia pesan 5 pack mas yang seribuan" kataku.

Sedangkan packingan cup (kalengan) dan tas jinjing ketika tulisan ini ditulis, sms saia belum dibalas. (mungkin belum dilaunching ya mas...eh sori,sori ini smsnya udah nyampe; ternyata harganya yang cup dijual 15 ribu, yang tas jinjing dijual 30 ribu.

"Dua minggu lagi, mas launchingnya" begitu smsnya.

Demikianlah perkenalan saia dengan mas Warmo yang ternyata pergaulannya luas, salah satunya berkat facebook. Pesan mesin untuk meningkatkan produksi kacang bogares juga via info teman-temanya di facebook, tuturnya.

Adzan Dhuhur mengakhiri pertemuan saia dengan masWarmo. Saia pamit permisi.

Sampai di rumah, saia coba Kacang Cerianya. Ini rasanya pas disajikan bersama teman-teman ngobrol. Ada kopi ada Kacang Bogares...dengan guyonan khas anak-anak nongkrong. Atau pas juga buat oleh-oleh khas Kabupaten Tegal. " Sing penting Kacang Bogares Ceria, bikin Anda Gembira" begitu mungkin kira-kira maksud mas Warmo menamakan Kacang Ceria.****(pcamri1701014.nb: musti ditayang kemarin. ini foto2nya susah diupload).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun