Awalnya dia tidak mau meneruskan usaha orangtuanya, karena dia basic nya lulusan AMIK YMI. Setelah 7 tahun mengalami jatuh bangun usahanya dengan bermacam-macam usaha. Sekarang fokus meneruskan usaha orangtua dan memproduksi sendiri Kacang Bogares dengan resep khusus yang tidak ada seperti di internet.
Hingga saat ini kurang lebih omzet per bulannya mencapai 80 juta. Saia melihat ada sekitar 5 model packingan. Yang bungkusan gede dijual 16 ribu per plastik. Ukuran sedang dijual 8 ribu per plastik. Sedang kemasan renteng dijual 1000-an, isinya 30 plastik.
"Saia pesan 5 pack mas yang seribuan" kataku.
Sedangkan packingan cup (kalengan) dan tas jinjing ketika tulisan ini ditulis, sms saia belum dibalas. (mungkin belum dilaunching ya mas...eh sori,sori ini smsnya udah nyampe; ternyata harganya yang cup dijual 15 ribu, yang tas jinjing dijual 30 ribu.
"Dua minggu lagi, mas launchingnya" begitu smsnya.
Demikianlah perkenalan saia dengan mas Warmo yang ternyata pergaulannya luas, salah satunya berkat facebook. Pesan mesin untuk meningkatkan produksi kacang bogares juga via info teman-temanya di facebook, tuturnya.
Adzan Dhuhur mengakhiri pertemuan saia dengan masWarmo. Saia pamit permisi.
Sampai di rumah, saia coba Kacang Cerianya. Ini rasanya pas disajikan bersama teman-teman ngobrol. Ada kopi ada Kacang Bogares...dengan guyonan khas anak-anak nongkrong. Atau pas juga buat oleh-oleh khas Kabupaten Tegal. " Sing penting Kacang Bogares Ceria, bikin Anda Gembira" begitu mungkin kira-kira maksud mas Warmo menamakan Kacang Ceria.****(pcamri1701014.nb: musti ditayang kemarin. ini foto2nya susah diupload).