Mohon tunggu...
Siti Rodliyah Eka Agustina
Siti Rodliyah Eka Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Man Jadda Wajada

Suka nulis yang ringan-ringan, yang berat biar yang lain aja :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Stunting! Mahasiswa KKN Persemakmuran ex-IAIN Sunan Ampel Adakan Sosialisasi di Desa Argosari

1 Agustus 2023   13:59 Diperbarui: 16 November 2023   20:49 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Dokumen Pribadi 

Dewasa ini, informasi terkait stunting maupun parenting di kalangan orang tua atau warga masyarakat yang telah menjalani pernikahan menjadi hal yang sayang untuk dilewatkan.

Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, Rabu (25/1) menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.

Angka tersebut memang menunjukkan penurunan, namun Bapak Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia menargetkan angka kasus stunting turun hingga 14% pada tahun 2024.

Terpantau masih jauh bukan? Untuk mencapai target tersebut nyatanya tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun beliau menyampaikan dalam forum bahwa target tersebut bisa tercapai jika dilakukan bersama-sama.

Salah satu desa yang masih terkendala dengan kasus stunting adalah desa Argosari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Berdasarkan data dari pengurus POSYANDU desa Argosari, terdapat kurang lebih 6 bayi atau balita yang terdiagnosa stunting.

Melihat keadaan tersebut, mahasiswa KKN Persemakmamuran Ex. IAIN Sunan Ampel dari kelompok 9 dan 13 di desa Argosari melakukan sosialisasi terkait stunting dan parenting dengan sasaran peserta yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, serta ibu yang mempunyai anak balita.

Sosialisasi ini dilaksanakan di Balai Desa Argosari pada hari Senin, 17 Juli 2023. Bertajuk "Generasi Emas, Bebas Stunting, Melek Parenting", mahasiswa KKN Persemakmuran bekerjasama dengan ibu-ibu posyandu dan bidan desa untuk berbagi ilmu terkait stunting dan juga parenting.

Saudari Siti Rodliyah Eka Agustina selaku moderator membuka acara di depan ibu-ibu yang mengikuti sosialisasi sembari menjaga balita atau menggendong bayinya. Setelah itu, materi sosialisasi disampaikan oleh saudara Muhnur Halimi dan saudari Annisa Surya Cahyaning Akhfa yang sama-sama berasal dari jurusan Psikologi.

Definisi stunting menurut World Health Organization (WHO) adalah kondisi dimana seorang anak tampak lebih pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut usia pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversible yang terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan.

Saudari Annisa memaparkan bahwa diantara penyebab kasus stunting adalah kurangnya asupan gizi, baik sejak bayi masih dalam kandungan maupun saat usia balita. Gizi yang tak tercukupi tentu berpengaruh pada pertumbuhan bayi atau balita.

Disamping itu, faktor ekonomi dan pengetahuan orang tua juga menjadi faktor penyebab terjadinya kasus stunting. "Perlu diketahui bahwa tingkat pendapatan rendah serta minimnya pengetahuan mengenai asupan apa yang harus diberikan kepada bayi atau balita bisa menjadi penyebab kurangnya gizi seimbang pada anak" ujar saudari Annisa.

Pemaparan materi dilanjut oleh saudara Halimi yang memaparkan terkait solusi pencegahan kasus stunting. "Ibu-ibu perlu menganalisis terlebih dahulu masalah apa yang terjadi dalam kondisi rumah tangganya masing-masing. Analisis ini menjadi solusi awal mengatasi masalah stunting yang terjadi", ucap saudara Halimi.

Disamping penjelasan terkait stunting, sosialisasi kali ini juga membuka sesi tanya jawab dan diskusi bersama ibu-ibu yang ingin berkonsultasi lebih lanjut terkait stunting dan juga parenting. Mengapa parenting diikutsertakan dalam sosialisasi ini?

Persoalan stunting akan selalu dibuntuti oleh pengetahuan orang tua mengenai pola asuh atau parenting kepada anak-anaknya. Parenting yang baik dapat membantu meminimalisir risiko anak terkena stunting.

Sebagai tindak lanjut pasca sosialisasi, saudara Halimi memberikan kesempatan selebar-lebarnya kepada ibu-ibu yang ingin melakukan konseling secara individu. Dengan tujuan supaya ibu-ibu mampu mendalami lebih lanjut dan spesifik terkait permasalahan yang terjadi serta cara menanggulanginya secara proaktif dan sesuai kebutuhan.

Usai penyampaian materi sosialisasi, bidan Wulan memberikan sejumlah penguatan dan melengkapi pemaparan materi yang telah disampaikan oleh saudara Halimi dan saudari Annisa. "Jangan lupa untuk mengikuti posyandu secara rutin", pesan bidan Wulan kepada ibu-ibu yang menghadiri sosialisasi. Setelah itu, acara ditutup dan dilanjut dengan foto bersama.

Terlaksananya sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat setempat akan pentingnya pola asuh yang baik dan sehat serta memperhatikan faktor-faktor yang mendorong tumbuh kembang anak untuk mencegah peningkatan kasus stunting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun