Siapa sangka sekarang kita berubah
Kemarin kalian masih ada di sampingku
Kata mereka, kemarin kami bercumbu tiada lelah
Kata mereka, kemarin tiada pernah kami malu
Waktu bergulir hingga dedaunan kembali bersemi
Mengubah kemarin menjadi kini
Terus berputar menuju esok hari
Mengalir menghanyutkan hati
Kemarin, kini, dan esok
Kemarin kata mereka begitu
Kini kami begini elok
Dan esok hanya Tuhan yang tahu
Ramadhan telah tiba
Menyemai hidup yang serba berkah
Ramadhan katanya mulia
Karena kami menahan amarah
Benarkah Ramadhan itu agung?
Ketika amal diganjar langsung
Ketika manusia banyak merenung
Duduk berdzikir memuja Sang Maha Agung
Ramadhan itu suci, katanya
Karena setiap kami mengucap taubat
Dimana kami yakin akan Rahmat-Nya
Tertabur kasih kepada semua umat
Ini hanya sebatas kewajiban
ataukah ini sebagai tanggung jawab penghambaan
Jika telah gugur maka usai
Dan segalanya telah tercapai
Tidakkah kita berpikir
Tentang sebuah ketaqwaan
Tentang keteladanan sikap yang harapannya akan terus bergulir
Bahwa menjadi insan yang bertaqwa adalah tujuan
Ramadhan bukan sekadar untuk mencari kemuliaan
Bukan pula untuk berlomba dalam pahala
Apalagi sekadar menahan diri dari segala godaan
Ramadhan adalah bulan menuju ketaqwaan
Sia-sia jika hanya menahan lapar dan dahaga
Terperosoklah jika semua menjadi riya
Lapar dan dahaga hanyalah secuil ujian
Lebih dari itu adalah kesabaran dan kejujuran
Sabar dan sadar!
Sabar menahan nafsu dan goda
Sadar sebagai sosok hamba yang penuh noda
Patutnya kita malu kepada waktu