Mohon tunggu...
Rodatul Ummu Azzahra
Rodatul Ummu Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pencari Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku Puisi "Kamu Tidak Istimewa" Karya Natasha Rizky

13 Mei 2024   15:27 Diperbarui: 13 Mei 2024   16:10 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://ebooks.gramedia.com/id/buku/kamu-tidak-istimewa-hc

Judul: Kamu Tidak Istimewa

Penulis: Natasha Rizky

Penerbit: Elex Media Komputindo

Cetakan Pertama: 31 Januari 2024

Tebal: 104 halaman

Riwayat ini mengandung banyak paham. Bias prasangka hadir melengkapi desus. Remuk redam menjadi sorakan. Bimbang. Barangkali jenaka? Atma lunglai rasa tak menapak. Kosong termanipulasi gelagatnya sendiri. Piala "penderitaan terbaik" tergenggam erat. Enggan lepas. Hingga sebuah utas melingkupi. Yang istimewa bukan hanya kamu. Dirimu jauh dari satu-satunya. Allah mencintai semua. Berikut getir-getirnya.

Judul buku "Kamu Tidak Istimewa" yang dipilih oleh penulis rupanya bukan sembarangan. Penulis berkata, judul buku ini merupakan kiasan bahwa kita bukanlah satu-satunya makhluk ciptaan Allah yang diuji. "Maka jangan pernah merasa hanya kamu yang paling menderita karena semua ciptaan Tuhan sedang diuji", tutur si penulis.

Buku ini menyajikan perjalanan penuh makna yang membuka mata kita terhadap kompleksitas umat manusia. Buku ini menghimpun kisah-kisah yang didalamnya terdapat paham, prasangka, dan ketidak-istimewaan. Selain menghibur, buku ini juga mengajak kita melihat lebih dekat perjalanan hidup kita masing-masing. Buku ini mempunyai 3 bab, dimana bab 1 berjudul perasaan, bab 2 berjudul realitas dan bab 3 istimewa, ketiga bab ini terbagi menjadi 10 bab kecil/sub bab dengan lebih dari 10 judul.

Buku ini adalah buku yang berisi emosi negatif sang penulis. Tentang rasa sakit, penderitaan, dan kesedihan dalam hidup yang pernah dirasakan dan mungkin juga dirasakan banyak orang. Oleh karena itu, setiap tulisan dalam buku ini akan menggugah emosi pembacanya karena ditulis dengan jelas dan mendalam. Bagian prolog merupakan bagian yang paling bermakna bagi saya, karena menurut saya bagian prolog pada buku ini benar-benar sesuai dengan perjalanan hidup saya selama ini. Berikut adalah prolognya:

Apa kabar? 

Bagaimana hakikat kehidupan memainkan perasaanmu? 

 Bukan main, ya... 

Tidak apa, namanya juga sementara. 

Kan narasinya sudah jelas, tentang perjuangan. 

Kadang kita terlalu banyak berekspektasi pada dunia. Apalagi hanya mengandalkan ilmu sendiri. Bisa apa? 

Sedikit-sedikit, 

"Menurutku sih..., kalau aku..., buatku..., caraku...," 

Biarkan kreator semesta yang mengatur jalan kerja-Nya. Sulit sekali ampun! 

Ya memang, 

hadiahnya kan juga sangat mahal. 

Bukan baik menurut kita, tetapi baik menurut sang Mahatinggi. 

Tenang saja, Ia tidak akan ingkar janji.

Meskipun buku ini maknanya sangat mendalam dan penuh emosional, terdapat kelebihan yang ada di dalamnya, seperti tampilannya yang menarik pada setiap halamannya. Setiap halamannya juga dilengkapi dengan ilustrasi atau latar belakang yang unik sesuai dengan judul buku. Tulisan yang terdapat dalam buku ini juga tidak monoton karena memiliki berbagai macam warna. Buku ini juga bisa menjadi sumber motivasi bagi kita yang sedang merasa kesepian, sedih, atau terluka karena suatu hal dan mengajak kita untuk sadar bahwa bukan hanya kita yang sedih dan menderita, tetapi setiap orang pasti punya masa terpuruknya sendiri.

Dari beberapa kelebihan pada buku yang sudah disebutkan, terdapat juga beberapa kekurangan, seperti tata bahasa yang sangat puitis. Bahasa dan kalimat yang dipilih penulis benar-benar puitis dan terkadang sulit dipahami maknanya. Oleh karena itu, pembaca harus membuat interpretasinya sendiri berdasarkan isi dan pemahaman masing-masing pembaca.

Buku ini merupakan kumpulan puisi yang mempunyai banyak makna. Buku ini membantu kita untuk tidak terjebak dalam kesedihan dan kesakitan yang kita rasakan. Semoga dengan adanya buku ini dapat membawa lebih banyak perubahan bagi para pembacanya khususnya para wanita, sehingga akan banyak bermunculan wanita-wanita cerdas yang mampu mengendalikan emosinya meski dalam kesakitan dan kesedihan yang mereka rasakan, seperti yang penulis rasakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun