Bagaimana hakikat kehidupan memainkan perasaanmu?Â
 Bukan main, ya...Â
Tidak apa, namanya juga sementara.Â
Kan narasinya sudah jelas, tentang perjuangan.Â
Kadang kita terlalu banyak berekspektasi pada dunia. Apalagi hanya mengandalkan ilmu sendiri. Bisa apa?Â
Sedikit-sedikit,Â
"Menurutku sih..., kalau aku..., buatku..., caraku...,"Â
Biarkan kreator semesta yang mengatur jalan kerja-Nya. Sulit sekali ampun!Â
Ya memang,Â
hadiahnya kan juga sangat mahal.Â
Bukan baik menurut kita, tetapi baik menurut sang Mahatinggi.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!