“Bu Rodame, semester depan mengajar mata kuliah Personality Building, bisa kan?”, tanya Ketua Jurusan di kampus tempat saya mengajar dengan nada sedikit ragu.
“Bisa pak, kebetulan saya sedang kursus online gratis dan bersertifikat bersama Prof. Rhenald Kasali, pencetus Rumah Perubahan, guru besar Universiitas Indonesia, tentang Self Driving. Kebetulan sekali, saya akan racik modul kursus online tersebut sebagai bahan ajar pak”, jawab saya dengan penuh percaya diri. Saya bertekad membuat sebuah perubahan dalam metode belajar mata kuliah Personality Building kali ini.
“Apa Bu? Kursus online gratis dan bersertifikat? Apa ada yang seperti itu Bu, hebat sekali Bu”, tanyanya dengan nada heran dan penasaran.
“Oh ada Pak, bapak juga bisa ikut koq pak, di IndonesiaX.com pak”, jelas saya dengan hati gembira.
-o-
Jujur, saya merasa beruntung bisa mendapatkan informasi tentang IndonesiaX dari Kompasiana. Itu artinya saya tidak tertinggal. Lebih bahagia lagi, karena saya bisa turut menyebarkan berita gembira tentang edukasi online yang diadakan IndonesiaX tersebut kepada Ketua Jurusan di kampus tempat saya mengajar. Percakapan di atas adalah buktinya. Bahwa informasi tentang adanya edukasi online masih belum banyak diketahui masyarakat termasuk para akademisi.
Bagi kami yang tinggal di daerah, informasi menjadi ‘barang langka’. Tidak semua orang punya akses terhadap edukasi online. Saya pun jika tidak menjadi anggota Kompasiana, mungkin tidak pernah tahu keberadaan IndonesiaX ini. Sejak mengetahui IndonesiaX, saya langsung mendaftarkan diri. Tidak pakai pikir panjang. Langsung yakin kelak pasti ada manfaatnya.
Awalnya ragu, apa bisa seorang yang berumur 31 tahun dan tinggal di daerah, seperti saya ini menjadi murid kursus online gratis di IndonesiaX. Jangan-jangan tidak memenuhi syarat atau daftarnya mungkin akan ribet. Namun, semua prasangka saya itu ternyata salah besar. Tidak ada syarat apapun, tidak kaku dan terikat juga tidak membosankan dan menegangkan.
Saya masih ingat betul bagaimana sistem pendidikan formal yang saya pernah lalui di Indonesia membuat saya sangat tertekan. Apa yang ada di buku, itu juga yang disalin kembali selama di kelas. Guru meminta saya menuliskan bahan pelajaran di papan tulis, kemudian memerintah murid untuk menuliskannya kembali juga mengerjakan PR (pekerjaan rumah) yang sangat banyak hingga membuat saya tertekan secara batin.
Belum lagi, di rumah orangtua mengukur kemampuan anak berdasarkan angka. Semakin tinggi angka yang diraih semakin anak dinilai pintar sementara itu yang terlupakan adalah kondisi psikis anak. Dimana sebenarnya anak menjadi terpaksa sekolah, takut dimarahi guru atau orangtua. Melelahkan sekali. Belajar yang tadinya ‘fun’ berubah menjadi ‘fear’. Syukurlah zaman sudah berubah. Berbagai metode belajar selain di kelas, membuat kegiatan belajar menjadi lebih fleksibel, nyaman dan menyenangkan. Kita mengenalnya dengan istilah edukasi online.
Bagi saya yang berprofesi tenaga pengajar, ibu rumah tangga, blogger dan netizen, fleksibilitas belajar sangatlah membantu. Bayangkan saja, dengan segudang pekerjaan yang ada, saya masih bisa belajar dengan curi-curi waktu, misalnya : ketika anak-anak saya tidur. Edukasi online memungkinkan saya belajar apapun dan kapanpun saya mau tanpa ada aturan yang rigid dan salah satu edukasi online yang ada di Indonesia saat ini adalah IndonesiaX. IndonesiaX adalah platform kursus online terbuka secara besar-besaran atau massive open online course (MOOC) yang diciptakan oleh PT Education Technology Indonesia (ETI).
[caption caption="IndonesiaX dengan Semangat Enriching Lives Through Education"][/caption]
Saya yakin ada banyak edukasi online saat ini. Namun adakah edukasi online yang benar-benar berkualitas dimana selain pengajarnya berkompeten, tujuan edukasi online-nya juga tidak hanya sekedar menambah pengetahuan melainkan turut menciptakan pribadi yang berkarakter? Sebut saja salah satu kursus yang sedang saya ambil saat ini ‘Self Driving’. Materi yang diberikan adalah baru bagi saya. Saya belum pernah mendapatkan materi seperti ini sejak saya kuliah sampai sekarang menjadi seorang tenaga pengajar.
Terbayangkan, apa jadinya saya yang notabene seorang tenaga pengajar tidak memiliki pengetahuan tentang ‘Self Driving’ tersebut. Bahwa tugas seorang tenaga pengajar bukan cuma mengajarkan materi berdasarkan silabus dan RKPS tetapi juga mendidik generasi bangsa agar menjadi pribadi yang berkarakter. Prof.Rhenald Kasali dalam materi kursus tersebut mengajarkan saya tentang konsep ‘self’ bagaimana menjadikan diri kita sebagai good driver dan winner. Nah, kalau saya tarik ke diri saya sebagai seorang tenaga pengajar, bagaimana mungkin saya menciptakan pioneer of future yang memiliki growth mindset jika saya sendiri belum lulus dalam konsep ‘self driving’ tersebut.
[caption caption="Berbagai Kursus di IndonesiaX"]
Banyak pengajar mampu memberikan pengetahuan yang mumpuni, namun sedikit yang memiliki konsep membangun karakter. Konsep ‘self driving’ tersebut adalah salah satu materi yang menurut saya tidak hanya memberi pengetahuan tetapi juga menciptakan pribadi yang berkarakter. Karakter seperti apa?
- Karakter ‘driver’ dimana setiap kita harus berubah dari passenger menjadi driver kemudian dari yang sekedar driver menjadi good driver
- Karakter ‘decision maker’ dimana setiap kita harus berani mengambil keputusan dalam keadaan apapun terutama saat genting
- Karakter ‘opportunity-based thinking’ dimana setiap kita harus mampu melihat peluang dalam sebuah masalah
- Karakter ‘winner’ dimana setiap kita harus memiliki mental pemenang
- Karakter ‘self dicipline’ dimana kita harus memiliki disiplin diri dalam hal apapun
- Karakter ‘critical thinking’ dimana setiap kita harus mampu berpikir kritis terhadap perkataan maupun perbuatan. Berani berkata ‘mengapa’ tidak menerima apapun dengan mudah.
- Karakter ‘creative’ dimana setiap kita harus bisa berpikir kreatif dan keluar dari zona nyaman kita masing-masing
- Karakter ‘simplicity’ dimana setiap kita harus memiliki power of simplicity dengan meng-edit pikiran, membuat segalanya user-friendly dan menjadikan diri predictable.
- Karakter ‘pioneer’ dimana setiap kita harus menjadi pendobrak. Jangan mau terpenjara dalam keadaan yang begitu-begitu saja.
- Karakter ‘growth mindset’ dimana setiap kita harus meningkatkan mindset sehingga kita tidak stagnant pada posisi yang sama namun terus bertumbuh menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Sejauh ini kursus online di IndonesiaX mampu memberikan pengetahuan sekaligus membangun karakter pada diri saya. Dengan 10 karakter yang saya peroleh dari materi kursus online bersama Prof. Rhenald Kasali tersebut, kini saya semakin percaya diri meneruskannya kepada mahasiswa tempat dimana saya mengajar. Meski tak mudah, tapi saya harus, karena itu adalah tugas saya sebagai tenaga pengajar. Dimana saya ikut bertanggungjawab terhadap pembentukan karakter generasi bangsa ke depannya.
- Karena edukasi online yang didasari tujuan memperkaya pengetahuan. Misalnya, materi yang ada di IndonesiaX sangat beragam mulai dari teknologi, komunikasi, hukum, ekonomi dan lain sebagainya. Seperti diketahui kunci kemajuan suatu bangsa adalah pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan bangsanya semakin maju negara tersebut.
- Karena edukasi online berhasil menembus ruang dan waktu. Kapanpun dan dimanapun anda berada selama anda terhubung dengan internet anda bisa meningkatkan pengetahuan sambil mempraktikannya dalam kehidupan anda sekaligus menjadi ‘agent of change’ di tempat dimana anda tinggal saat ini.
- Karena edukasi online bersifat universal. Edukasi online tidak hanya ditujukan bagi golongan tertentu. Siapapun anda, apapun profesi anda dan bagaimanapun kondisi fisik anda tidak akan menghalangi anda untuk mengikuti kursus. Tidak ada diskriminasi. Semuanya bisa belajar, baik yang muda, tua, sarjana, pengangguran, guru, pengusaha, pedagang asongan maupun kaum difabel semuanya punya hak belajar yang sama dalam edukasi online. Artinya keberagaman yang ada pada bangsa kita ini tidak menjadi penghambat seseorang menjadi maju dan berpengetahuan luas.
Selain ketiga alasan diatas, yang paling penting adalah karena edukasi online juga menanamkan nilai-nilai budaya dalam membangun bangsa yang berdaya saing dan berkarakter. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah :
- Toleransi, dimana setiap peserta kursus dalam belajar tidak memandang agama, suku, etnis dari pengajar. Selain itu, peserta kursus juga dapat berinteraksi dengan peserta lain dalam diskusi tanpa memandang latar belakangnya dan saling menghargai pendapat dan sikapnya masing-masing.
- Disiplin, dimana meskipun tak diawasi langsung oleh pengajar, peserta kursus tetap mengikuti pelajaran setiap minggu dengan teratur dilanjutkan dengan tes di setiap materi mingguan secara tertib.
- Kerja keras, dimana setiap peserta kursus menunjukkan kesungguhan dalam mempelajari materi kursus dari pengajar dibuktikan dengan hasil tes dan ujian yang baik.
- Mandiri, dimana setiap peserta belajar sendiri dan mengerjakan tes sendiri tanpa tergantung pada orang lain.
- Rasa ingin tahu, dimana setiap peserta dipancing untuk terus memantau dan memperlajari materi terbaru yang upload di IndonesiaX.
- Menghargai prestasi, dimana setiap peserta mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi sekitarnya dan menghargai keberhasilan orang lain.
- Gemar membaca, dimana setiap peserta terutama yang tidak sempat menonton materi melalui video dapat men-download materi kemudian membacanya setiap saat. Tiap minggu ada update materi, peserta dipancing untuk terus membaca.
- Tanggung jawab, dimana setiap peserta diajarkan untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya baik terhadap diri sendiri yaitu dengan membaca materi serta mengerjakan tes maupun ujian. Bertanggungjawab juga kepada lingkungan dimana dia tinggal, misalnya meneruskan pengetahuan yang diperolehnya kepada siapapun, keluarga atau masyarakat sekitarnya.
Demikianlah, bahwasanya teknologi yang ada jika dipergunakan secara positif misalnya dalam bidang pendidikan, dimana wujudnya berupa edukasi online, akan sangat bermanfaat. Edukasi online tidak hanya mendukung peningkatan kualitas diri seseorang secara keilmuan melainkan juga kualitas secara kepribadian. Dimana berbagai nilai budaya dapat tertanam dengan baik tanpa ada keterpaksaan sehingga siapapun bisa menjadi pribadi yang berdaya saing dan berkarakter. Karena pendidikan baru akan sempurna jika didalamnya ada proses pembangunan karakter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H