Mohon tunggu...
Rodame Napitupulu
Rodame Napitupulu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Seorang ibu, memiliki tiga orang anak, senang menulis dan ingin berbagi melalui tulisan. Kini berprofesi sebagai Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan. Salam sehat dan sukses selalu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Edukasi Online sebagai Jalan Menuju Terciptanya Bangsa Berdaya Saing dan Berkarakter

22 Januari 2016   15:30 Diperbarui: 23 Januari 2016   08:04 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bu Rodame, semester depan mengajar mata kuliah Personality Building, bisa kan?”, tanya Ketua Jurusan di kampus tempat saya mengajar dengan nada sedikit ragu.

“Bisa pak, kebetulan saya sedang kursus online gratis dan bersertifikat bersama Prof. Rhenald Kasali, pencetus Rumah Perubahan, guru besar Universiitas Indonesia, tentang Self Driving. Kebetulan sekali, saya akan racik modul kursus online tersebut sebagai bahan ajar pak”, jawab saya dengan penuh percaya diri. Saya bertekad membuat sebuah perubahan dalam metode belajar mata kuliah Personality Building kali ini.

“Apa Bu? Kursus online gratis dan bersertifikat? Apa ada yang seperti itu Bu, hebat sekali Bu”, tanyanya dengan nada heran dan penasaran.

“Oh ada Pak, bapak juga bisa ikut koq pak, di IndonesiaX.com pak”, jelas saya dengan hati gembira.

-o-

Jujur, saya merasa beruntung bisa mendapatkan informasi tentang IndonesiaX dari Kompasiana. Itu artinya saya tidak tertinggal. Lebih bahagia lagi, karena saya bisa turut menyebarkan berita gembira tentang edukasi online yang diadakan IndonesiaX tersebut kepada Ketua Jurusan di kampus tempat saya mengajar. Percakapan di atas adalah buktinya. Bahwa informasi tentang adanya edukasi online masih belum banyak diketahui masyarakat termasuk para akademisi.

Bagi kami yang tinggal di daerah, informasi menjadi ‘barang langka’. Tidak semua orang punya akses terhadap edukasi online. Saya pun jika tidak menjadi anggota Kompasiana, mungkin tidak pernah tahu keberadaan IndonesiaX ini. Sejak mengetahui IndonesiaX, saya langsung mendaftarkan diri. Tidak pakai pikir panjang. Langsung yakin kelak pasti ada manfaatnya.

Awalnya ragu, apa bisa seorang yang berumur 31 tahun dan tinggal di daerah, seperti saya ini menjadi murid kursus online gratis di IndonesiaX. Jangan-jangan tidak memenuhi syarat atau daftarnya mungkin akan ribet. Namun, semua prasangka saya itu ternyata salah besar. Tidak ada syarat apapun, tidak kaku dan terikat juga tidak membosankan dan menegangkan.

Saya masih ingat betul bagaimana sistem pendidikan formal yang saya pernah lalui di Indonesia membuat saya sangat tertekan. Apa yang ada di buku, itu juga yang disalin kembali selama di kelas. Guru meminta saya menuliskan bahan pelajaran di papan tulis, kemudian memerintah murid untuk menuliskannya kembali juga mengerjakan PR (pekerjaan rumah) yang sangat banyak hingga membuat saya tertekan secara batin.

Belum lagi, di rumah orangtua mengukur kemampuan anak berdasarkan angka. Semakin tinggi angka yang diraih semakin anak dinilai pintar sementara itu yang terlupakan adalah kondisi psikis anak. Dimana sebenarnya anak menjadi terpaksa sekolah, takut dimarahi guru atau orangtua. Melelahkan sekali. Belajar yang tadinya ‘fun’ berubah menjadi ‘fear’. Syukurlah zaman sudah berubah. Berbagai metode belajar selain di kelas, membuat kegiatan belajar menjadi lebih fleksibel, nyaman dan menyenangkan. Kita mengenalnya dengan istilah edukasi online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun