Begitu pula tidak sedikit pemuda yang menyimpang dari akhlak, etika dan moral yang sudah ditetapkan. Akhlak merupakan ukuran setelah ia bertauhid kepada Allah SWT yang berlandaskan al-qur’an dan as-sunnah yang tidak bisa diganggu gugat akan kemurniannya. Dengan adanya aqidah yang benar maka pemuda tidak akan pernah melakukan sebuah perbuatan yang menyimpang dari ajaran agamanya. Sedangkan etika merupakan sebuah ilmu terapan yang berdasarkan pemikiran manusia dan dapat diuji kembali kemurniannya. Dengan adanya etika yang benar pemuda akan terus menemukan sebuah gagasan atau ide yang baru sehingga dapat dijadikan pembuktian bahwa pemuda masih bisa menjadi tumpuan dan harapan bangsa.
Begitu pula dengan moral yang merupakan sebuah adat istiadat yang harus terus diperhatikan dan dikoreksi apakah adat istiadat tersebut bertentangan dengan aqidah yang benar atau tidak. Pentingnya gerakan intelektual pemuda berlandaskan tauhid yang murni memang perlu dilakukan agar terciptanya kehidupan yang tentram dan damai sehingga tidak ada lagi aturan yang mudah dilanggar karena semuanya sudah saling memahami.
Kemajuan zaman yang memaksa pemuda Indonesia untuk berwawasan global tidak bisa dipungkiri bahwasanya pemuda Indonesia sedang terjajah pemikirannya sehingga mengalami kesulitan mengembangkan intelektualnya untuk berwawasan global. Hal tersebut dikarenakan penggunaan media sosial yang salah untuk dipergunakan. Padahal media sosial diibaratkan sebagai jendela dunia yang tidak terbatas untuk mendapatkan segala informasi, sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan intelektualnya. Namun sayangnya, hal ini bisa menjadi bumerang bagi pemuda Indonesia karena penggunaannya hanya untuk kesenangan semu dan kesenangan hawa nafsu.
Saatnya pemuda membenah diri, apakah ia masih layak mendapat gelar pemuda?, pemuda seharusnya mempunyai visi dan misi yang jelas ke arah mana ia harus berbuat bukan ke arah mana yang nyaman untuk dirinya karena tidak selamanya perjalanan yang mulus selalu menyenangkan, biasanya jalan yang berkelok dan terjal jauh lebih menyenangkan akhirnya.
Untuk menjadi pemuda yang bermartabat harus mampu berfikir dan berkarya besar, harus terampil bercita-cita, berani berkorban, sabar menjalani proses, dan berani untuk mengevaluasi diri agar mampu membaca tanda-tanda zaman dan mengetahui sesuatu yang didambakan orang pada saat ini. Ingatlah akan sebuah perjuangan gerakan intelektual pemuda berlandaskan tauhid yang murni untuk menjaga dan memperkokoh bangsa Indonesia menuju peradaban yang akan didambakan oleh generasi selanjutnya.
  
  Referensi
Pragiwaksono, pandji. 2013. Berani Mengubah. PT. Bentang Pustaka. Jakarta.
Katalog BPS: 4103008. 2014. Statistik Pemuda Indonesia. Jakarta.
Sudibyo, Markus dkk. 2010. Menuju Peradaban Utama Membedah Peran Muhammadiyah di Ruang Publik. Al-Wasit Publishing House. Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H