Mohon tunggu...
Rochman Hadi Mustofa
Rochman Hadi Mustofa Mohon Tunggu... Human Resources - Educator

Tertarik pada dunia Pendidikan dan Ekonomi. Berbagi pemikiran layaknya diskusi. Boleh setuju boleh tidak.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Akhir "Saga Game of Thrones": Mencari Pemimpin Terbaik

17 Mei 2019   20:25 Diperbarui: 17 Mei 2019   20:54 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyair legendaris Italia, Niccolo Machiavelli, pernah berkelakar "to be a good ruler, is it to be loved more than feared, or feared more than loved?". Kedua sosok pemimpin utama GoT, Daenerys Targaryen dan Jon Snow, semakin lama menjadi cerminan dua jenis pemimpin tersebut.

Daenerys yang diceritakan sudah terbuang sejak kecil, berbekal nama besar House Targaryen dan kecantikan fisiknya harus rela dijodohkan oleh saudaranya dengan ketua suku Dothraki yang terkenal bengis namun jago perang, supaya dapat memperoleh pasukan. 

Berbekal dukungan sedikit pasukan Dothraki, Ser Jorah sebagai pengawal dan 3 bayi naga ia kemudian bertekat membebaskan tirani dan perbudakan. Dalam waktu relatif singkat ia berhasil mendapatkan dukungan dari The Unsullied, Second Sons, aliansi Dornish-Greyjoy, dan pasukan Dothraki yang jauh lebih besar. 

Sumber: HollywoodReporter
Sumber: HollywoodReporter
Dalam series, Daenerys memang digambarkan sering menjumpai perbudakan dan kesewenang-wenangan dari penguasa sehingga ia bertekad dengan pasukan yang dimilikinya akan menghapus tirani dan perbudakan. Semangat itu lah yang tampaknya menarik semakin banyak kharakter penting di sekitarnya. 

Selain sisi militer, kekuatan politik dan diplomasi Daenerys juga menjanjikan dengan adanya Tyrion Lannister sebagai Hand of The Queen (Semacam penasihat ratu) dan Varys sebagai Master of Whisperers (semacam penasihat sekaligus kepala intel). 

Daenerys sebenarnya sudah memperoleh apa yang dibutuhkan untuk menjadi ratu yang adil ketika ia berkuasa di Essos, ia membebaskan perbudakan, ia dicintai sekaligus ditakuti rakyatnya. Namun ambisinya untuk merebut kembali Iron Throne membuatnya menyeberang ke Westeros bersama pasukannya (kecuali Second Sons).

Sumber: aminoapss
Sumber: aminoapss
Di Westeros, sekali pun sebagai ratu dan kekasih Jon Snow yang dianggap pemimpin di utara, Daenerys merupakan orang asing. Ia tidak bisa akur dengan saudari-saudari Jon, Arya dan Sansa. 

Saat membantu The North melawan invasi Night King dan pasukannya, ia harus kehilangan seekor naga, Ser Jorah selaku pengawal setianya, dan separuh pasukannya. Bahkan saat akhirnya mereka menang secara dramatis, Daenerys belum mendapat respect yang ia harapkan dari penduduk The North. 

Sumber: Vullture
Sumber: Vullture

Sumber: Inverse
Sumber: Inverse
Saat menuju Kings Landing, ia harus kembali kehilangan seekor naga dan Missandei, penerjemah sekaligus teman dekatnya yang dieksekusi Cersei. Tidak cukup disitu, ia juga dikhianati oleh penasihat kepercayaannya, Lord Varys, yang lebih memilih Jon Snow untuk Iron Throne.

Sumber: Esquire
Sumber: Esquire

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun