Mohon tunggu...
Rochmad Widodo
Rochmad Widodo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pendidik, dan Konsultan PR

Banyak belajar dengan menulis buku biografi dan gagasan pemikiran para tokoh, profesional, dan juga pengusaha di Indonesia. Dengan harapan buku yang ditulis akan menjadi inspirasi dan daya gerak bagi pembaca untuk menjadi lebih baik dalam memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cak Imin yang Selalu Relevan dan Tidak Pernah Usang

28 Oktober 2024   17:59 Diperbarui: 28 Oktober 2024   18:00 2951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu di antara yang menarik dan mencuri perhatian dari pelantikan Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran pada 21 Oktober 2024 lalu, adalah Abdul Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin.

Diakui atau pun tidak, Cak Imin memang unik dan kekecualian. Bagaimana tidak? Pada Pilpres 2024 lalu, Cak Imin berpasangan dengan Anies Baswedan merupakan rival Prabowo-Gibran. Bahkan dalam sesi kampanye dan debat, cukup tajam mengkritisi pasangan nomor 2 itu. Namun begitu Prabowo-Gibran dinyatakan menang dalam kontestasi Pilpres oleh KPU, Cak Imin adalah orang pertama yang dikunjungi Prabowo di Kantor DPP PKB.

Prabowo pun di hadapan awak media sempat berkelakar, "Kemarin PKB berada di paslon yang bersaing dengan kubu saya, persaingannya menegangkan juga. Tapi saya tidak tahu ilmunya Gus Imin apa. Walaupun persaingannya ketat, tapi kita tetap senyum." Prabowo secara langsung mengaku kagum dengan Cak Imin, (24/4).

Begitu usai dilantik sebagai Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, publik pun kembali disuguhkan dengan postingan mengejutkan oleh Cak Imin. Ia dengan istri tampak mesra makan bersama Anies Baswedan yang didampingi juga oleh sang istri, Fery Ferhaty. Tentu protret itu seketika mencairkan emosi para pendukung di Pilpres lalu yang hampir ditumpahkan kepadanya.

Jadi alih-alih Cak Imin dibenci para pendukungnya karena kecewa atas merapatnya ke kubu Prabowo pasca Pilpres, justru banyak di antara netizen kemudian mulai memujinya sebagai "the real politicion" seperti yang sempat dijulukkan oleh almarhum Buya Syafi'i Ma'arif kepada Cak Imin. Bahkan tidak sedikit juga yang kembali membawa tren penyebutan namanya dengan ejaan ala Korea seperti Cha I Mien atau Moo Hae Mien, persis waktu kampanye ketika berseragam Komcad saat retreat di Lembah Tidar.

Membaca Politik Cak Imin

Membaca langkah politik Cak Imin dari masa ke masa memang selalu menarik. Karakter Cak Imin yang gesit, pandai melihat momentum, dan dibalut dengan kejenakaannya, selalu menyajikan kejutan dalam pentas politik nasional. Dan ujungnya, ia selalu menjadi relevan dan tidak pernah usang, di tengah politisi seangkatannya banyak tumbang di tengah jalan.

Jika melihat ke belakang dari awal masuk ke pentas politik nasional, Cak Imin kala itu juga langsung menggemparkan publik karena menjadi pemecah rekor pimpinan termuda sebagai Wakil Ketua DPR RI 1999/2004 di usia 32 tahun. Meski sebenarnya, itu bukan hal mengejutkan bagi mereka yang mengetahui rekam jejaknya. Karena semasa kuliah, Cak Imin merupakan aktivis militan. Ia sempat menjadi Ketua Cabang PMII Yogyakarta, aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNIP), dan juga Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) Yogyakarta. Bahkan pada Kongres XI PMII di Samarinda, kemudian juga terpilih sebagai Ketua Umum PB PMII Periode 1994/1997 yang kian membuatnya matang.

Tahun 2005, di usianya yang masih muda kemudian ia terpilih menjadi Ketua Umum PKB dengan dinamika internal yang tidak sederhana. Namun Cak Imin membuktikan mampu melewati semua. Bahkan pada 2008 ketika PKB sempat mengalami dualisme kepengurusan, dengan cermat ia juga berhasil mengambil langkah taktis dan kubunya dimenangkan pemerintahan SBY-JK. Hingga pada Piplres 2009, PKB di bawah kepemimpinannya mantap mendukung SBY-Boediono dan oleh KPU dalam kontestasi dinyatakan berhasil menjadi pemenangnya.

Pada Pileg 2009, bisa dikatakan hasil perolehan suara PKB turun drastis akibat konflik internal. Namun berkat kemenangan dukungan Pilpres, Cak Imin diganjar menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Kabinet SBY periode kedua. Di sinilah menjadi titik balik Cak Imin dalam membenahi PKB dan basis konstituennya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun