Mohon tunggu...
Roby Permana
Roby Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Terus menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aliran yang Suka Mendahulukan Akal dan Pikiran daripada Prinsip Ajaran Al Qur'an dan Hadist

30 September 2018   16:37 Diperbarui: 30 September 2018   16:49 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tokoh ajaran Qadariah adalah ma'bad Al-Juhani (tokoh utama Qadariah) dan Ghalian al Dimasyqi.

Doktrin-diktrin Pokok Qadariah

Dalam kitab Al-Milal wa An-Nihal, masalah Qadariah disatukan pembahasannya dengan bahasan tentang doktrin-doktrin Mu'tazilah, sehingga perbedaan antara kedua aliran ini kurang jelas (Al-Syahrastani:85). Ahmad Amin menjelaskan bahwa doktrin qadar kiranya lebih luas dikupas oleh kalangan Mu'tazilah. Sebab, paham ini dijadikan salah satu diantara diktrin Mu'tazilah, sehingga orang sering menamakan Qadariah denga Mu'tazilah karena mereka sama-sama percaya bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tindakan tanpa campur tangan Tuhan (Ahmad Amin:287)

Harun Nasution menjelaskan pendapat Ghalian tentang doktrin Qadariah bahwa manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya; manusia yang melakukan, baik atas kehendak maupun kekuasaannya, dan manusia pula yang melakukan atau menjauhi perbuatan jahat atau kemauan dan dayanya (Harun Nasution, teologi islam:31).

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa doktrin Qadariah pada dasarnya menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri. Oleh karena itu ia berhak mendapatkan pahala atas kebaikannya dan berhak pula memperoleh hukuman atas kejahatan yang telah diperbuat. Dalam kaitan ini, apabila seseorang diberi pahala atau hukuman maka itu berdasarkan pilihan pribadinya, bukan takdir Tuhan.

Dengan pemahaman seperti ini, kaum Qadariah berpendapat bahwa tidak ada alasan yang tepat menyandarkan segala perbuatan manusia pada perbuatan Tuhan. Diktrin-doktrin ini mempunyai tempat pijakan dalam doktrin islam. Banyak ayat A-Qur'an yang dapat merndukung pendapat ini, misalnya surat Al-Kahf ayat 29.

kesimpulan

Qodariya adalah suatu kaum yang tidak mengakui adanya Qodar bagi Tuhan. Mereka menganggap dan menyatakan bahwa tiap-tiap hamba Tuhan adalah pencipta bagi segala perbuatannya, dia juga dapat berbuat sesuatu atau meninggalkan sesuatu atas kehendaknya sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun