Mohon tunggu...
Roby Dkk
Roby Dkk Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Ilmu Keperawatan

biasa aja, suka ngopi di balkon

Selanjutnya

Tutup

Nature

Buruknya Polusi di Daerah Tangerang Selatan

5 Desember 2023   15:49 Diperbarui: 7 Desember 2023   10:16 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penulis: Meyla PA, Shahsha VA, Yeni I, Zahra AN, Nisya JA, Nayla JH, Nadia SA, Dara AF, Azizah, Roby.

Menurut WHO, polusi udara adalah terkontaminasinya lingkungan dalam atau luar ruangan oleh zat kimia, fisika, maupun biologi yang dapat mengubah karakteristik alami atmosfer. Polusi udara adalah kondisi ketika udara di lingkungan tertentu tercemar oleh berbagai zat atau partikel yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Polusi udara dapat meliputi emisi gas beracun, partikel debu, asap, bau tidak sedap, dan berbagai zat kimia berbahaya. Partikel dan zat tersebut dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk kendaraan bermotor, pabrik, pembakaran bahan bakar fosil, dan aktivitas manusia lainnya. Polusi udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan, memicu munculnya flek hitam hingga kanker kulit, dapat merusak lingkungan dan mempengaruhi iklim.

Berdasarkan AccuWeather kualitas udara di daerah Tangerang selatan memasuki kategori buruk dengan kisaran kualitas udara memasuki skala 50-99 AQI. "Udara mencapai tingkat polusi tinggi dan tidak sehat untuk kelompok yang sensitif," demikian keterangan di situs AccuWeather. Sebagai informasi, skala kategori kualitas udara berdasarkan AccuWeather sebagai berikut.

0-19: Bagus Sekali

20-49: Lumayan

50-99: Buruk

100-149: Tidak Sehat

150-249: Sangat Tidak Sehat

250+ : Berbahaya

Jika kondisi ini semakin buruk maka hal ini dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan maupun lingkungan.

Polusi udara di Tangerang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kegiatan industri, minimnya ruang terbuka hijau, transportasi, dan pembakaran sampah terbuka atau ilegal. Beberapa wilayah di Tangerang Selatan, seperti Gading Serpong, BSD, dan Cisauk, memiliki kualitas udara yang buruk karena sedang melakukan pembangunan secara masif sehingga banyak truk berlalu-lalang. Selain itu, gas buang dari kendaraan bermotor juga menjadi faktor penyebab polusi udara di Tangerang.

Menurut penelitian, minimnya ruang terbuka hijau juga menjadi salah satu akar permasalahan polusi udara di Tangerang Selatan. Jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya juga mempengaruhi peningkatan penggunaan lahan hijau. Oleh karena itu, pengembangan fungsi wilayah perkotaan harus diiringi dengan pertimbangan kualitas udara yang baik. Pembakaran sampah terbuka atau ilegal juga menjadi salah satu faktor pemicu polusi udara di Tangerang. Pembakaran sampah yang dilakukan masyarakat menghasilkan kandungan kadar karbon dioksida (CO2) yang berbahaya bagi kesehatan.

Upaya untuk memperbaiki kualitas udara di Tangerang dilakukan dengan melakukan pengawasan dan mengevaluasi kelompok-kelompok masyarakat serta industri terhadap kinerja dalam pengelolaan kualitas udara. Selain itu, inovasi strategi seperti pengembangan ruang terbuka hijau dan penggunaan green infrastructure juga dapat diterapkan untuk mengurangi polusi udara di Tangerang.

Walikota Tangerang Selatan, Benyamin Devnie meyakini polusi udara di wilayah administrasinya bukan disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batubara. Alasannya, karena keberadaan PLTU yang terletak di Kabupaten Tangerang dan Cilegon itu cukup jauh dari Tangerang Selatan.

Mengutip laporan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan, Benyamin mengatakan penyebab utama polusi udara itu karena emisi gas kendaraan bermotor. Kemudian, aktivitas pembakaran sampah sembarangan.

Namun menurut Kepala Divisi Pengendali Lingkungan Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) Fajri Fadhillah menjelaskan, keberadaan PLTU turut berkontribusi terhadap polusi udara Jakarta dan sekitarnya karena beberapa faktor.

Dalam hal ini, kondisi meteorologis dan geografis yang dimaksud adalah arah angin, kecepatan angin, tinggi dataran, kelembaban, dan seterusnya. Hal itu tak bisa lepas dari kontribusi polusi udara di Jakarta. Faktor tersebut, kata Fajri, diakui dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 175 Ayat (3). Beleid itu, kata Fajri, mengatur penentuan wilayah perlindungan dan pengelolaan mutu udara disusun berdasarkan kesamaan karakteristik bentang alam, kondisi iklim, dan meteorologi.

Sesuai dengan teks dan data diatas polusi udara sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. di  kutip dari kompas.com banyak dampak negatif dari polusi udara, antara lain masalah kesehatan seperti pneumonia dan asma, pemanasan global yang menyebabkan mencairnya es di daerah kutub dan membuat beberapa satwa kehilangan habitatnya akibat mencairnya es tersebut. dampak lainnya dari polusi udara adalah dapat mengakibatkan penipisan lapisan ozon yang membuat sinar uv langsung tembus ke bumi tanpa adanya penghalang.

Selain mempengaruhi kesehatan, polusi udara juga memberi pengaruh atau dampak terhadap lingkungan. Terbentuknya kabut asap dan hujan asam dapat merusak tanaman dan hutan. Polutan yang dihasilkan akan terlepas ke atmosfer yang terdiri dari karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida. Polutan tersebut merupakan penyebab adanya pemanasan global dan perubahan iklim. Lalu adanya pergeseran suhu dan pola cuaca akan menimbulkan permasalahan yang lebih buruk, seperti naiknya permukaan air laut, bencana alam yang terus menerus terjadi, serta banyaknya gangguan terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati.

Akibat dari beberapa permasalahan utama seperti kegiatan industri , minimnya ruang terbuka hijau, dan transportasi menyebabkan polusi udara di Kota Tangerang Selatan semakin buruk. Permasalahan ini dapat diatasi melalui penelitian dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan, serta menerapkan kebijakan terhadap industri dan masyarakat yang menyumbang polusi udara. Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi udara di lingkungan antara lain:

1.      Mengendalikan sumber pencemaran

Mengurangi emisi gas dari kendaraan bermotor biasakan bepergian  dengan berjalan kaki atau bersepeda, mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, dan mengurangi limbah industri.

2.      Pengembangan teknologi ramah lingkungan

Mengembangkan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, seperti energi terbarukan dan kendaraan listrik.

3.      Pendidikan dan kesadaran masyarakat

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi polusi dengan cara menggunakan transportasi umum, memakai masker jika bepergian jauh agar kesehatan tetap terjaga.

Polusi udara di Tangerang Selatan adalah masalah serius dengan dampak negatif pada kesehatan, lingkungan, dan iklim. Faktor penyebab utama termasuk kegiatan industri, minimnya ruang terbuka hijau, transportasi, dan pembakaran sampah terbuka. Kualitas udara yang seringkali buruk dapat membahayakan kesehatan, terutama bagi kelompok sensitif, dengan efek negatif seperti gangguan pernapasan dan risiko kesehatan kulit, serta dampak lingkungan seperti pemanasan global.

Meskipun Wali Kota membantah peran PLTU, penelitian menunjukkan kontribusi penting emisi gas kendaraan dan pembakaran sampah. Kontroversi seputar PLTU menyoroti kompleksitas masalah ini, termasuk faktor meteorologis dan geografis. Upaya mengatasi polusi melibatkan pengawasan, evaluasi kelompok masyarakat dan industri, serta inovasi strategi seperti pengembangan ruang terbuka hijau dan green infrastructure. Kesadaran masyarakat penting untuk mengurangi polusi. Solusi mencakup pengendalian sumber pencemaran, pengembangan teknologi ramah lingkungan, dan peningkatan pendidikan. Kebijakan mendukung energi terbarukan dan transportasi ramah lingkungan kunci dalam menghadapi tantangan polusi udara. Dengan memperhatikan dampak serius, langkah-langkah konkret dan kolaboratif dari pemerintah, industri, dan masyarakat penting untuk mencapai udara bersih dan lingkungan sehat di Tangerang Selatan.

Referensi

CNBC Indonesia. (2023). Tangsel-Tangerang Jadi Sarang Polusi, Dari Mana Sumbernya? . Diakses pada 29 November 2023, dari https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230815153952-33-463163/tangsel-tangerang-jadi-sarang-polusi-dari-mana-sumbernya

Fatin Izzatuljannah, H., & Zakiah, A. (2021). Isu Polusi Udara Di Kota Tangerang Selatan. Prosiding Sakapari, 7(3), 65-76. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/35507   Diakses pada 8 November 2023 pukul 17.07

Sangkara, I. W. I. A. (2023). Bahaya Polusi Udara Bagi Kesehatan dan Lingkungan. STIKes Salsabila Serang. Diakses pada tanggal 29 November 2023 pukul 18.36 WIB.  https://www.stikessalsabila.ac.id/bahaya-polusi-udara-bagi-kesehatan-dan-lingkungan/#:~:text=Selain%20dampaknya%20terhadap%20kesehatan%20manusia,%2C%20hutan%2C%20dan%20badan%20udara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun