Hal yang mesti dilakukan dalam pembelajaran berdiferensiasi yang paling esensial adalah menyesuaikan dengan kemampuan awal dari peserta didik. Materi dan konten pembelajaran diharapkan mampu memberikan tantangan yang tepat untuk level pemahaman yang tepat pula. Â Misal dalam pembelajaran Bahasa Inggris untuk mengajarkan Narrative Text, tentu sesuaikan level kesulitan teks yang diberikan sesuai dengan kemampuan peserta didik, namun tetap seorang guru memberikan suatu tantangan agar peserta didik dapat terpacu untuk meningkatkan level pemahaman mereka.
Selanjutnya, guru perlu melakukan variasi metode atau strategi pembelajaran, termasuk melakukan variasi konten, proses, dan produk. Perlu diingat dalam melakukan variasi, tidak mesti kita terapkan dalam satu topik pembelajaran, satu variasi saja misal variasi konten pun sudah mencukupi. Namun yang paling utama adalah guru mesti memberikan pengalaman belajar yang bervariasi untuk seluruh peserta didik, jadi bukan mengelompokkan mereka secara homogen. Sebagai contoh, dalam aktivitas pembelajaran yang mereka lakukan, guru memasukkan aktivitas pembelajaran visual, audiotori, dan kinestik kepada seluruh peserta didik. Sehingga setiap peserta didik mengalami pengalaman yang sama disamping mengoptimalkan gaya pembelajaran yang mereka lebih sukai. Termasuk dalam pembagian kelompok kecil dan besar, tidak melulu anak yang lebih suka belajar secara kelompok kecil terus menerus dalam kelompok kecil. Tetapi variasikan misal hari ini kelompok kecil, besok belajar dalam kelompok besar, selanjutnya belajar secara berpasangan atau individu. Dengan demikian, peserta didik akan terbiasa dalam menghadapi pengalaman dan situasi yang berbeda serta mampu beradaptasi pada setiap kondisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H