Mohon tunggu...
Robitul Ilmi
Robitul Ilmi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Tua, Ajarkan Buah Hati Anda Tentang Pentingnya Agama Sedini Mungkin

8 April 2018   16:36 Diperbarui: 8 April 2018   17:19 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu, Indonesia sempat dihebohkan dengan puisi dari ibu Sukmawati. Bagaimana tidak, di dalam bait puisinya terdapat beberapa kata yang menyinggung umat Islam. Karena hal itulah terdapat pro dan kontra tentang Puisi Sukmawati tersebut.

Puisi berjudul Ibu Indonesia yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri, anak presiden pertama Indonesia sekaligus dari adik dari Megawati Soekarnoputri yang merupakan mantan presiden kelima Indonesia ini memang membuat beberapa pihak terutama umat Islam di Indonesia tersinggung. Pasalnya, beberapa kata yang terdapat di dalam puisinya tersebut memiliki makna yang mengandung SARA. Beberapa bait tersebut antara lain:

Aku tak tahu Syariat Islam

Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah dan Lebih cantik dari cadar dirimu

Aku tak tahu Syariat Islam

Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok

Lebih merdu daripada suara adzanmu

Puisi yang dibacakan saat acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018, di Jakarta Convention Center (JCC) pada akhir maret tersebut kini masih dalam perdebatan. Banyak yang pro dengan mengartikan puisi tersebut dengan hal-hal yang positif. Tapi tidak sedikit pula yang kontra karena merasa agamanya telah dilecehkan dengan adanya puisi tersebut.

Berita tentang Puisi Sukmawati tersebut saat ini memang sedang ramai dibincarakan dan menjadi viral dimana-mana. Di berbagai media sosial, banyak dibicarakan tentang hal tersebut. Anak-anak dibawah umur yang sudah tercandu dengan gawai (gadget) pun tak luput dari berita tersebut. Oleh karena itu, perhatian orang tua sangat dibutuhkan agar sang anak tidak salah mengartikan dan mengakibatkan efek buruk di kemudian hari.

Agar tidak sampai menimbulkan efek buruk berkepanjangan, orang tua harus memberikan bimbingan dan pengarahan kepada buah hatinya. Dalam hal ini, peran orang tua adalah mengajarkan tentang masalah agama sedini mungkin kepada si kecil.

Orang tua tidak perlu sampai harus mendoktrin sang anak. Hal yang harus dilakukan orang tua hanyalah mengajarkan berbagai hal yang mudah untuk anak. Karena usia si kecil termasuk usia bermain, maka orang tua dapat memasukkan beberapa hal yang menyenangkan dalam mengajari sang anak, seperti membelikan makanan favorit anak namun sebelum makan harus berdoa terlebih dahulu.

Kemudian, hal yang harus di ingat oleh para orang tua adalah jangan mengajarkan anak tanpa memberikan contoh kepadanya. Banyak terjadi di masyarakat, orang tua mengajarkan kepada anak untuk rajin sholat dan rajin mengaji, namun sang orang tua sendiri tidak pernah sholat dan mengaji.

Selain itu, anak adalah peniru yang handal. Anak akan melihat dan meniru apapun yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Jadi, apabila anak melakukan suatu kesalahan, jangan langsung menyalahkan anak melainkan koreksi diri sendiri terlebih dahulu. Siapa tahu, perbuatan buruk yang anak lakukan adalah karena mereka meniru apa yang telah orang tua lakukan.

Dan yang terakhir dapat dilakukan adalah dengan memberikan hadiah dan hukuman. Pemberian hadiah dilakukan apabila sang anak dapat melakukan sebuah pencapaian yang baik. Contohnya seperti apabila anak mampu berpuasa 30 hari penuh meskipun hanya setengah hari maka akan ada hadiah tersendiri. Hal ini dilakukan agar anak mendapatkan motivasi untuk mencapai target tersebut.

Untuk masalah pemberian hukuman memang perlu diperhatikan. Pasalnya, jangan sampai karena hukuman sang anak malah akan memberontak dan tidak mau melakukan hal-hal yang positif. Hukuman dilakukan hanya ketika sang anak melakukan suatu kesalahan dan hukuman tersebut hanyalah hukuman yang sangat enteng seperti teguran atau mungkin tidak diperbolehkan makan atau bermain yang menjadi favoritnya.

Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua kepada buah hatinya. Orang tua tidak perlu memaksa terlalu keras agar anak mau menurut melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukannya. Namun, orang tua juga tidak boleh membiarkan sang anak tidak tau hal yang menjadi kewajibannya di masa mendatang. Jika sang anak dapat mengenal agama, maka di kemudian hari, sang anak pasti dapat menyaring dan menjaga dirinya sendiri dari hal-hal yang dapat merusakkan agamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun