Seperti istilahnya, spoken peer pressure adalah pengaruh yang diucapkan atau disampaikan secara langsung dan terang-terangan. Individu atau kelompok yang memberikan pengaruh biasanya meminta individu lain untuk berpartisipasi melakukan perilaku tertentu. Jenis peer pressure ini akan memberikan dampak yang lebih kuat jika pelakunya adalah sebuah kelompok.
2. Unspoken Peer Pressure
Jenis peer pressure ini membuat seseorang terpapar terhadap perilaku, tren atau pilihan-pilihan orang lain. Biasanya pengaruh dari peer pressure ini membuat seseorang merasa tertekan sehingga berusaha untuk menyesuaikan dirinya. Contohnya, keinginan untuk memiliki berat badan ideal, kulit wajah yang putih, mengikuti tren fesyen atau mencoba jajanan kekinian.
3. Direct Peer Pressure
Peer pressure jenis ini datang dari teman sebaya secara langsung. Bentuknya dapat berupa perilaku yang diucapkan maupun tidak diucapkan. Lingkungan terdekat dari seorang siswa seperti teman sekelas atau teman seangkatan berperan besar dalam memberikan pengaruh ini.
4. Indirect Peer Pressure.
Berbeda dengan jenis peer pressure sebelumnya, pengaruh tekanannya seringkali tidak terjadi secara langsung dan tidak begitu kuat. Akan tetapi, jenis pengaruh ini memberikan validasi atas perilaku atau aktivitas yang ingin dicoba oleh seorang siswa dan belum pernah dilakukan sebelumnya. Misalnya, mencoba merokok, membolos, atau melakukan aktivitas seksual. Pengaruh tersebut memvalidasi bahwa tindakan yang dilakukan siswa adalah sesuatu yang wajar untuk dilakukan di usianya meskipun hal tersebut sebetulnya salah.
5. Peer Pressure Positif
Peer pressure ini membawa pengaruh yang baik pada siswa. Misalnya, sikap kompetitif yang mendorong siswa lebih giat belajar demi mengejar prestasi, menabung untuk mendapatkan pencapaian tertentu seperti membeli gawai atau travelling, dan yang lainnya.
6. Peer Pressure Negatf
Kebalikan dari jenis peer pressure sebelumnya, jenis ini mendorong siswa melakukan hal-hal buruk dan didukung oleh motivasi yang juga salah.