Igor tak henti-hentinya memohon ampun kepada tuhan atas perbuatannya. Menangis. Sendirian, di kamar. Seperti anak perempuan.
Ia menyesali sangat perbuatannya. Ia berharap tuhan mengampuninya.
Itu karena Igor menganggap telah melakukan dosa. Dosa yang belum pernah ia lakukan sejak dianggap balig hingga sekolah (baca: SMA).
Igor menonton film dewasa.
Menurutnya itu bahkan dosa besar. Dosa yang boleh jadi tidak diampuni tuhan, karena ia melakukannya dengan sengaja. Saat tidak ada orang lain yang mengetahuinya.
Saat temannya sedang tidur. Saat orang tua temannya sedang tidur. Igor menonton film dewasa itu, tengah malam. Sendirian, di ruang tamu.
Sebenarnya, sebelum menonton, ia ragu ketika. Takut. Tapi, ketakutan dan keraguannya gugur usai ia belagak bijak dengan mengatakan, "Ah, sesekali boleh kali, ya?"
Godaan penasaran lebih kuat daripada keraguannya.
Menonton sendiri dengan ditemani rasa was-was: jangan-jangan ada yang melihatnya. Tapi, malah Igor tak peduli. Hawa ingi menonton begitu kuat.
Rasa penasarannya mengalahkan apa saja, termasuk kekhawatirannya.
Igor tidak memikirkan dampak psikologisnya. Untuk otak tidak bagus. Kira-kira begitu kata penelitiannya, kalau ke depan menjadi sering.