Menurut dia, tukang cukur dengan biaya sebesar itu sebenarnya hanya ingin mencari perbedaan saja dalam bersaing. Susbtansinya sama saja, kata dia. Model yang diterapkannya pun sama.
Ia juga bisa menerapkan banyak model seperti tukang cukur yang banyak viral itu. Tapi dia tidak memilih itu.
Namun, kata dia, untuk semua peralatan cukur dengan biaya yang mahal-mahal, itu benar adanya. Dia tidak membantahnya. Hanya saja, kata dia, semua itu juga tergantung pemakaian.
Artinya, kata dia, bahwa sebagus apa pun peralatan cukur seperti gunting yang berharga jutaan akan juga tumpul seiring banyaknya pelanggan.
"Emang lu ada gunting yang jutaan?" tanya Zaid.
Tukang cukur itu menjawab: ada. Dia punya. Bahkan lebih dari satu.
Hal lain yang menurutnya sama saja seperti tukang cukur lainnya dengan yang viral adalah pelayanan tambahan, seperti cuci rambut, memberikan vitamin rambut, dan lain-lain, yang di tempatnya tidak ada.
Ia, yang bernama Asep, hanyalah tukang cukur biasa saja. Asli Garut.
Menjadi tukang cukur sudah belasan tahun.
Asep pernah tergabung dalam paguyuban tukang cukur yang dipimpin pencukur rambut Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Itu saja, kami tidak eksklusif seperti mereka yang viral itu, bang," kata dia, coba bersaing sehat.