Mohon tunggu...
Robigustas
Robigustas Mohon Tunggu... Penulis - Penulis riang

Suka pizza. *Setiap nama yang ada di cerpen, bukanlah nama sebenarnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mau Ikut

4 Juli 2023   19:59 Diperbarui: 5 Juli 2023   20:18 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Andre dan Surya tiba di salah satu mal, di Bandung, Jawa Barat. Keduanya tiba pagi-pagi sekali, usai menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam, dari Jakarta.

Sesampainya di mal itu, keduanya langsung mencari penyelenggara acara dari pameran. Butuh hampir setengah jam untuk bertemu dengannya.

"Mohon maaf, Mas Andre dan Mas Surya. Tadi saya lagi bertemu penyewa stan lainnya," ujar Anti, perwakilan penyelenggara acara pameran meminta maaf.

Keduanya memakluminya.

Anti langsung menunjukkan stan yang akan ditempati oleh perusahaan tempat keduanya bekerja.

"Ayo, mas. Aku beri tahu di mana tempat stannya," ajak Anti.

Keduanya kemudian diajak Anti masuk ke dalam mal. Menunjukkan di  mana keberadaan lokasi stan perusahaan tempat keduanya bekerja. Pameran berada di lantai dasar mal.

Usai sampai di tempat yang dituju, keduanya melihat telah banyak penyewa yang ikut berpartisipasi dalam pameran itu. Terpampang spanduk besar di ujung dinding, dekat stan keduanya "Kita Sehat karena Olahraga". Demikian bunyi tema pameran kali ini.

Ada sekira 25-an stan yang berpartisipasi pada pameran ini. Sudah termasuk stan dari perusahaan tempat Andre dan Surya bekerja.

Perusahaan Andre dan Surya bergerak di bidang penyediaan alat-alat untuk olahraga. Pusatnya di Jakarta. Di Bandung, ada tiga cabang.

Perusahaan Andre dan Surya mengikuti pameran di mal ini tidak hanya sekali. Sudah cukup sering. Tapi, keduanya baru kali ini ditugaskan.

Alasannya Andre dan Surya ditugaskan karena SDM cabang di Bandung terbatas.

"Mas baru pertama kali ya ke sini?" tanya Anti, mengajak ngobrol Andre.

Usai menunjukkan tempat stannya, Anti kemudian membagian secarik kertas, berisi catatan aturan selama acara pameran ini berlangsung. Andre yang menerima.

Secara umum, Andre memperhatikan aturan itu tidak jauh berbeda dengan aturan acara pameran yang pernah diikutinya. Berbeda hanya, kali ini barang-barang perusahaannya menginap. Di mal.

Andre dan Surya pun menginap di sini, di Bandung. Bukan di dalam mal.

Anti menyampaikan bahwa soal itu tidak perlu khawatir. Sepenuhnya tanggung jawab pihak dia sebagai penyelenggara.

Timnya akan menjaga hingga acara pameran selesai. Andre mengerti. Surya mengangguk.

***
Acara pameran dibuka. Pihak mal memberikan sambutan. Memberikan semangat kepada utusan penyewa: semoga barang yang "disajikan" terjual banyak.

Mal ini terbilang cukup ramai pengunjungnya. Maka itu penyewa menyambutnya dengan antusias.

Andre dan Surya duduk di stannya. Menunggu pelanggan pertama datang. Pun dengan yang lain.

Namun belum juga ada yang datang sampai jam 2 siang. Belum ada tanda-tanda.

Melepas rasa bosan, secara bergantian Andre dan Surya singgah ke stan-stan lain. Kenalan. Ngobrol-ngobrol. Hampir seluruh stan didatangi keduanya.

Masih sepi.

Anti ke stan mereka. Menanyakan bagaimana di sini. Di stan lain, Anti juga menanyakan hal yang sama.

Keduanya menjawab belum ada tanda-tanda baik. Anti tersenyum. Diminta sabar.

Kata Anti, itu mungkin karena masih siang. Mal ini ramai, katanya, jelang sore hingga malam hari. Anti memberikan semangat kepada keduanya.

Andre dan Surya menyambutnya.

Jelang sore, sudah ada beberapa orang yang berkunjung ke stan Andre dan Surya.

Ada yang hanya bertanya-tanya saja. Ada yang hanya melihat-lihat saja. Ada juga yang melihat, bertanya, dan akhirnya membeli. Ini penjualan pertama. Andre dan Surya semringah.

Malam tiba. Pengunjung mulai ramai. Lalu-lalang pengunjung menandai itu.

Stan-stan mulai sibuk didatangi pengunjung mal. Pun dengan Andre dan Surya, terlihat sibuk.

Tidak seperti siang hari, Andre dan Surya tidak lagi hampir bisa duduk, walau sebentar.

Anti melihat dari kejauhan. Melempar senyum kepada Andre. Andre membalasnya. Surya melihat itu. Senyum sinis.

Pengunjung perlahan mulai bergerak meninggalkan mal. Perlahan mulai sepi. Jarum jam menunjukkan 21.30 WIB.

Andre dan Surya segera merapikan barang-barang. Menurunkan yang di-display. Menutupnya dengan kain besar hitam. Besok, kembali dibuka.

"Udah mau pulang? Nginap di mana?" tanya Anti kepada Andre.

***
Keduanya menjaga stan di mal itu hingga Sabtu sore, atau selama satu minggu. Tidak bergantian. Full keduanya menjaga stan.

Selama itu, keduanya tidak pulang ke Jakarta. Tinggal di tempat sewa dekat dengan mal. Bisa jalan kaki ke mal.

Hari-hari dilewati Andre dan Surya dengan agak santai, kecuali pada hari ini, Jumat. Ramai. Pun dengan Sabtu.

Keduanya pun sibuk seperti biasa. Lalu-lalang pengunjung terlihat. Bahkan lebih banyak dari awal-awal buka stan.

Anti melihat dari kejauhan. Anti menyamperi stand keduanya. Membantu Andre dan Surya. Melayani pelanggan. Andre tersenyum.

Penjaga stan lain melihat. Andre dan Surya 'masak bodo'. Meresponsnya dengan santai. Sambil tersenyum.

Hari itu sangat ramai. Penjualan barang naik signifikan. Anti ikut senang.

*
Sesekali Anti main ke tempat tinggal sementara Andre dan Surya.

Biasanya, ia main usai mengawasi stan atau mal tutup. Anti asli orang Bandung. Tinggalnya tidak jauh dari mal.

Anti sering komunikasi dengan Andre. Surya pada akhirnya tidak keberatan.

Di hari terakhir acara pameran yang telah tutup, pukul 22.20 WIB, Anti ngobrol berdua dengan Andre di luar. Surya, di dalam. Ia tidak menguping.

Keduanya tampak serius. Sesekali Surya berdeham. Andre dan Anti diam saja.

Malam itu, seperti malam-malam lainnya, dingin. Juga sunyi di tempat tinggal sementara keduanya.

Anti mau ikut sama Andre.

Andre tak mengerti maksudnya Anti 'mau ikut'. Andre deg-degan. Jangan-jangan, Anti ada rasa kepadanya. Kepedean itu buru-buru ia singkirkan.

Ia menganggap Anti selama ini hanya teman. Teman yang baik. Tidak lebih.

Komunikasi dengan Anti pun dirasa olehnya tidak pernah menjurus bentuk suka atau hal lainnya yang kini ia "takuti". Tapi Anti menunjukkan gelagat itu (suka).

Anti mengungkapkannya. Andre terkejut.

Andre menjelaskan baik-baik ke Anti. Bahwa ia tidak seperti apa yang Anti pikirkan.

Andre tidak lebih menganggap Anti hanya seorang teman. Tapi Anti tetap mau ikut. Minimal, ia ingin ke Jakarta menemui Andre (nanti).

Andre mempersilakan. Tapi Andre mengingatkan agar Anti tidak lebih memikirkan dirinya lebih.

Anti mengaku mengerti. Andre ragu.

Anti datang ke Jakarta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun