Mohon tunggu...
Robigustas
Robigustas Mohon Tunggu... Penulis - Penulis riang

Suka pizza. *Setiap nama yang ada di cerpen, bukanlah nama sebenarnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berpisah karena Prinsip

30 Juni 2023   07:56 Diperbarui: 30 Juni 2023   08:12 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiara adalah admin Encep terlama. Sudah delapan tahun bekerja. Encep sendiri sudah hampir 10 tahun.

Tidak ada yang lama selain admin Encep di seluruh outlet cabang seperti Tiara. Tiara benar-benar loyal.

Encep terus mempertahankan Tiara bekerja karena ia dinilai memiliki kapasitas yang sangat baik di outlet ini. Absensi dia pun dinilai terbaik di antara karyawan yang ada.

Ketiganya melanjutkan pembicaraan. Tiara mulai turun dari lantai 3.

"Sial! Tadi aku tuh tadi kayak diliatin serius gitu sama Bapak Aldi," Tiara cerita ke temannya, sesama admin, Dita namanya.

Hampir dua jam di lantai 3, keempatnya keluar. Kembali ke bawah. Arif, Aldi, dan Bondan mengobrol dengan beberapa karyawan yang ada. Arif ngobrol dengan sales. Aldi ngobrol dengan admin. Dan Bondan ngobrol dengan teknisi.

Usai mengobrol, ketiganya pamit. Mau ke penginapan yang dekat dengan outlet. Ketiganya akan berada di Bandung empat hari.

Sampai di penginapan, ketiganya tidak langsung istirahat. Mereka keluar. Dekat dari penginapan. Kebetulan, dekat penginapan mereka ada tempat yang dirasa ketiga enak untuk nongkrong, ngopi-ngopi, sambil ngobrol. Melepaskan penat, kata Arif, walaupun sebetulnya kadang menyerempet ke urusan pekerjaan juga.

Keesokan harinya, ketiganya kembali lagi ke outlet itu. Ketiganya datang lebih awal. Pas saat outlet baru saja dibuka, oleh Tiara. Disusul teknisi, Yayan. Selebihnya belum datang, termasuk Encep. Memang belum pukul 08.00 WIB.

"Tiara, sudah sarapan? Kalau belum, temani kita, yuk?" ajak ketiganya.

Tiara tidak bisa menolak. Kebetulan, ia sendiri juga belum sarapan. Kabarnya, ia sering begitu, karena tidak terbiasa sarapan pagi. Tapi, kali ini, mau tidak mau, ia harus sarapan, karena yang mengajak ketiganya.  Orang pusat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun