Mohon tunggu...
Robiatul Adawiyah
Robiatul Adawiyah Mohon Tunggu... Guru - Seorang ibu rumah tangga yang menyambi menjadi pengelola di yayasan pendidikan

menggeluti dunia pendidikan dan literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kaleidoskop Tahun 2020

7 Desember 2020   16:05 Diperbarui: 7 Desember 2020   16:07 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tahun 2020 akan segera berakhir, tinggal beberapa minggu lagi kita lalui. Apa saja yang sudah kita perbuat selama tahun 2020, dan apa yang sudah kita dapatkan di tahun yang akan kita tinggalkan ini?. 

Dalam catatan penulis, sepanjang perjalanan di tahun 2020, banyak kejadian yang penulis alami. Dari kejadian yang menyenangkan sampai yang menyedihkan di rasakan oleh penulis.

Awal tahun 2020 penulis mulai dengan mengajak keluarga untuk wisata ke negara tetangga, yang menjadi kenangan terindah bersama keluarga. Di tahun baru di mulai di negara Singapore dan malaysia. Ini merupakan hadiah Paksu, atas lancarnya sidang proposal tesis yang di laksanakn pada tanggal 4 Desember 2019.

Dengan menggunakan Ridhal Tour Travel, kami berangkat ke Singapore dengan menggunakan Batik Air. Untuk mengantisipasi persiapan boarding pass kami memutuskan untuk sewa hotel yang dekat bandara Soeta. 

Atas referensi anak kami yang punya teman bekerja di hotel, akhirnya kami memilih Hotel Ibis dan kami mendapat discount, lumayan bisa bermalam tahun baru di hotel.

Setelah malam perayaan tahun baru, yang  di iringi hujan dari sore hari, setelah ba'da Subuh kami berangkat ke bandara, diantar mobil hotel kami tiba tepat waktu, walau jalan menuju bandara sebagian terkena banjir karena hujan semalam.

Tepat pukul 5.50 kami berangkat dan tiba di Bandara Changi Singapore, selesai semua urusan pemeriksaan di bandara, kemudian  dengan diantar guide, kami berkeliling menuju tempat wisata di Singapore yaitu, Merlion Park yang menjadi icon negeri singa. 

Lanjut jiarah ke Habib Noor, foto-foto di marina bay sand, garden by the bay, disini kita menyaksikan seperti hutan kota tapi dijadikan taman, berbagai tumbuhan ada di sini. 

Menurut guide untuk untuk reklamasi di negara Singapore sebagian pasirnya di beli dari Indonesia. Lanjut Singapore Flyer hanya foto-foto saja untuk kemudian lanjut ke Johor Baru Malaysia.

Di hari ke dua kami bermalam di Johor Baru malaysia lanjut city tour, Bukit Serena Palace, Dataran Johor clock , Sultan Abu Bakar Mosque, Wong ah Foo Street, Indian Temple,Sultan Ibrahim Palace. 

Lanjut hari ke tiga,  wisata ke King's Palace, Independance Square, National Monument, National Mosque, National Railway Station, KL Tower, Petronas, Twin Tower, Batu Caves terakhir Menaiki Cable car. 

Alhamdulillah anak-anak terlihat senang dengan wisata kali ini, tak lupa kami belanja oleh-oleh buat rekan-rekan dan teman-teman anak kami. Karena hotel kami disekitar China Town, kalau malam ramai dengan pedagang di pinggir jalan seperti kota pecinan di Jakarta kota.

Tiba saatnya kami kembali ke tanah air bumi pertiwi yang kami cintai, walau negara lain lebih indah tetap bagi kami negeri kami jauh lebih indah. Kami kembali dengan pesawat Malindo dan mendarat dengan selamat di Bandara Soeta pukul 10.15 wib.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberikan kami rejeki, sehingga kami bisa menyenangkan hati anak-anak kami.

Namun dua bulan kemudian, di akhir bulan Maret 2020 kami harus menerima kenyataan bahwa adanya virus yang merebak di negara Tiongkok China tepatnya di kota Wuhan, tidak hanya pada kesehatan manusia namun juga memporak porandakan segala aspek kehidupan baik aspek ekonomi, agama dan pendidikan.

Kami sebagai pengelola di lembaga pendidikan benar-benar harus memikirkan bagaimana cara mendidik anak-anak yang kegiatannya di tutup sementara. Karena pemerintah melalui menteri kesehatan mengeluarkan himbauan untuk melaksanakan semua kegiatan di rumah. Bekerja dari rumah, ibadah dirumah dan belajar pun di rumah.

Dengan merubah strategi pembelajaran dari memberi tugas atau LKS, kini merubah dengan membuat tutorial pembelajaran lewat aplikasi yuotube, zoom meeting, google class room dan lainnya yang terjangkau dengan siswa dan orang tua.

Juga jadwal sidang tesisku yang seharusnya bulan April terlaksana akhirnya diundur sampai batas tak menentu. Sekolah pun saat ujian anak-anak mondar mandir ambil soal untuk dikerjakan di rumah, benar-benar kurang kondusif pikir saya. Karena ujian yang dilakukan di rumah sudah pasti kurang pengawasan, dan pasti ada bantuan dari orang tua.

Sedangkan dari finansial lembaga kami sebagai pengelola tidak ada pemasukan karena para orang tua juga mengalami kesulitan dan mereka berpikir anak-anak tidak ada yang kesekolah. 

Padahal kami harus tetap membayar kewajiban kami pada guru. Ada juga orang tua yang mau bayar tapi minta dikurangi totalnya. Kamipun dengan penuh kebijakan mengurangi jumlah iuran yang seharusnya di bayar.

Tabungan anak-anak untuk biaya ujian dan perpisahan pun kami pulangkan semua karena permintaan para orang tua, dengan alasan tidak ada ujian. Padahal walau tidak ada ujian guru tetap bikin soal dan menggandakan, yah begitulah karena ekonomi yang mengalami perubahan dan kemerosotan uang sebesar apapun akan di minta.

Guru yang merasa berhak membantu yayasan ternyata malah mengakibatkan salah pengertian sehingga terjadi kesalah fahaman. Hal ini bagi saya sangat menyakitkan menyangkut nama baik yayasan dan demi nama baik tersebut kami mempertaruhkan dengan mengembalikan semua tabungan siswa kelas enam sebesar Rp.99.000.000.-. Dengan berharap agar nama baik yayasan tetap berkwalitas.

Itulah ujian sang penulis dalam mengelola lembaga pendidikan. Saat penerimaan murid baru juga mengalami kemunduran, alhamdulillah untuk siswa sekolah dasar masih stabil sesuai kuota, namun untuk paud kami mengalami pengurangan, biasanya saat ajaran baru kami menerima 100 siswa kini hanya menerima 50 siawa. Hampir setengahnya orang tua menunda anaknya sekolah paud.

Tidak selamanya kami harus bersedih, di tanggal 16 Juni penulis dijadwalkan untuk sidang tesisnya walaupun dilakukan secara virtual, yang awalnya merasa gugup Alhamdulillah dengan lancar dijalankan. Dan di nyatakan lulus dengan nilai A,  tinggal menunggu wisuda setelah corona berlalu.

Sampai bulan Nopember akhirnya penulis dan teman-teman seangkatan di PRODI MAP melaksanakan wisuda Online yang menjadi sejarah pertama bagi universitas Uhamka melaksanakan wisuda online.

Namun sampai akhir tahun 2020 pandemi masih berlangsung, bahkan makin meningkat jumlah penderita dan yang terpapar, masih belum ada obat sebagai pencegahan penularan virus covid-19 ini. 

Semoga pemerintah secepatnya mendatangkan vaksin guna membantu para penderita covid -19 dan mencegah menyebarnya virus corona ini. Dan harapan kami tahun 2021 dunia sudah bebas dati corona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun