Mari kita melihat tren kasus di tanah air. Di Indonesia tren kasus  pandemic covid-19 ini belum juga menunjukan penurunan yang signifikan hingga sejauh ini. Kadang kala jumah tren kasusnya tidak stabil kadang menurun dan tak khayal naik. Yang artinya masih Bersifat fluktuatif.
Misalnya saja pada periode tanggal 21,22,23 Mei 2020. Dimana berdasarkan Data yang bersumber dari Kementerian Kesehatan pada Kamis 21 Mei jumlah penambahan kasus sebanyak  973 orang. Sedangkan pada jumat 22 Mei sedikit mengalami penurunan menjadi 634 orang. Yang kemudian meningkat kembali pada sabtu 23 Mei yakni menjadi  949 kasus.
Nah dari perbandingan jumlah kasus tadi. Rasanya belum tepat bila mana rencana pembukaan kembali sekolah  diterapkan dalam waktu dekat ini. Mengingat tren kasus ditanah air masih begitu fluktatif. Yang kemudian bisa saja menjadi ancaman terhadap anak-anak kita nantinya.
Disamping itu apa bila rencana pembukaan kembali sekolah-sekolah ini benar-benar diterapkan dalam beberapa waktu dekat. Apakah sekolah-sekolah yang ada sudah siap?, Mengingat ada beberapa syarat yang harus dipatuhi dan terpenuhi yakni sesuai dengan protokol kesehatan yang sudah dikeluarkan pemerintah.Â
Seperti Physical Distancing, mencuci tangan, hingga penggunaan masker. Yang tentunya sudah menjadi kewajiban sekolah  untuk mempersiapakan itu semua. Belum lagi melakukan simulasinya.Hal ini tentu sangatlah memerlukan waktu. Maka jika melihat kondisi yang ada dirasa kurang tepat apabila rencana pembukaan kembali aktivitas sekolah ini dilakukan dalam waktu dekat.
Memang benar pembukaan kembali aktivitas sekolah ini sangat dinantikan semua pihak baik para guru maupun para murid itu sendiri. Hal ini disebabkan karena sudah begitu lamanya mereka menghabiskan waktu dan belajar dirumah yang kemudian membuat mereka mejadi bosan dan jenuh. Sehingga ketika mendengar wacana dibukanya kembali aktivitas sekolah ini membuat mereka begitu antusias sekali.
Namun hal tersebut tentu belum cukup bisa dijadikan sebagai suatu alasan  untuk kembali membuka aktivitas sekolah. Sebab ada alasan yang paling mendasar dan yang utama yang harus diperhatikan yakni disektor kesehatan itu tadi. Sehingga kita tidak ingin nantinya timbul cluster baru kasus covid-19 terjadi di anak-anak.
Maka menurut perspektif saya kesimpulannya dengan  melihat pemamparan diatas dirasa pembelajaran jarak jauh ( Pembelajaran Daring)  tetap menjadi opsi ditengah situasi seperti saat ini. Sebab kondisi belum cukup memungkinkan untuk kembali membuka aktivitas sekolah. Meskipun tetap memperhatikan protocol kesehatan sekali pun.Â
Sembari tetap berharap agar tren kasus ditanah air secepatnya menurun. Agar segala bentuk aktivitas kita dapat kita laksanakan secapatnya terlebih aktivitas sekolah sekalipun.Â
Disamping itu untuk menghilangkan rasa bosan dan jenuh pada anak karena sudah begitu lamanya berada dirumah. Maka peran serta semua pihak dalam hal ini keluarga menjadi hal yang terdepan untuk mengatasinya. Â Begitu banyak cara yang dapat dilakukan. Dan saya kira orang tua juga sudah punya cara tersendiri untuk mengatasi rasa bosan dan jenuh pada anak tersebut. Yang terpenting ialah dimana anak tetap bisa produktif meskipun tetap berada didalam rumah.