Sungguh!  yakinku.
Bila kau temui namamu namaku di salah satu bebatuan kali, aku tak jauh dari situ menunggumu
kembali kudengar tawamu, menggoda.
Hatiku di hatimu. Mungkinkah?
Hempasan bayu membentak lamunanku melalui klik klak jendela yang tadi kubuka.
Dingin menjalar keseluruh ruangan.
Kutututp rapat jendela itu.
Musim gugur yang kembali bertamu untuk kesekian kalinya.
Sebelumnya tak pernah kugubris hadirnya, hingga kumengenalmu.Â
Kuhitung dalam angan musimmu musimku.
Ah,,,engkau masih pagi menjelang tengah hari, sementara diriku sudah melewati waktu Duhr.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!