[caption caption="Tampak Luar (GSES)/Ilustrasi: kankyo.tohoku.ac.jp"][/caption]Dapatkah kita membangun gedung/rumah dengan arsitektur indah sekaligus hemat energi dan ramah lingkungan? Salah satu gedung milik Universitas Tohoku, Ecollab, menggabungkan ketiga konsep ini.Â
Sekilas dari luar, gedung ini nampak seperti rumah di desa yang masih banyak menggunakan kayu. Gedung ini sebagian besar memang dibangun dengan menggunakan material kayu. Menurut penuturan pihak yang terlibat pada proses pembangunannya, material kayu pada gedung ini menggunakan pohon yang tumbuh di dekat area ini. Demikian juga proses pengerjaanya juga dilakukan secara lokal.
[caption caption="Indoor Slipper (Dokpri)"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/14/img-0703-jpg-56e6136f0bb0bd241a9d0c06.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
[caption caption="Halaman Ecollab saat Musim Dingin (dokpri)"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/14/teras-ecollab-56e60e2baf92730a1f481a4e.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Bangunan ini juga didesain dengan mempertimbangkan musim panas yang dapat mencapai suhu di atas 40 derajat. Prinsip yang digunakan adalah memaksimalkan ventilasi alam melalui langit langitnya. Pada musim ini, listrik yang digunakan juga dapat diminimalisasi karena udara panas dari dalam ruangan disalurkan keluar melalui ventilasi di plafon ini.
Saat musim dingin, udara sangat kering sehingga dapat menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah. Sebaliknya saat musim panas tiba, udara sangat lembab. Gedung ini juga didesain dengan mempertimbangkan aspek ini.
Untuk mengontrol kelembaban di dalam ruangan, dinding gedung ini menggunakan bahan dari kayu pohon cemara. Selain itu dinding juga dilapisi dengan material yang dapat mengatur kelembaban udara. Seorang professor yang terlibat pada desain gedung ini mengatakan material yang digunakan ini meniru konsep sarang hewan rayap. Pada saat kelembaban udara di dalam ruangan tinggi, bahan ini akan menangkap molekul air di udara. Pun sebaliknya, saat musim dingin yang kering, material ini mampu melepaskan air ke udara. Pemanfaatan teknologi material ini jelas akan meringankan kerja AC sehingga pemakaian listrik menjadi lebih hemat.
[caption caption="Ruang Lobby lantai 1 (GSES)/kankyo.tohoku.ac.jp"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/14/ph03-01-56e60e8f949373b1068b4568.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Gedung ini juga menggunakan lampu LED yang lebih hemat energi dibanding jenis CFL maupun lampu pijar. Sebagian besar lampu juga di-install dengan sensor yang memungkinkannya padam sendiri jika tidak ada orang di ruangan.
[caption caption="Control Room EMS (GSES) kankyo.tohoku.ac.jp"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/14/dcac-56e60eea949373bd068b456a.gif?v=600&t=o?t=o&v=770)
Sistem kelistrikan di gedung ini dikendalikan di sebuah ruangan di dekat anak tangga ke lantai dua. Energy Management System (EMS) di ruang ini mengendalikan panel photovoltaic (PV)/solar, lithium battery, tata cahaya, perlengkapan kantor serta charging untuk kendaraan listrik. Melalui EMS ini kita dapat melihat produksi dan konsumsi listrik ini secara realtime.
Sumber energi di gedung Ecollab ini berasal dari energi terbarukan,yaitu pembangkit listrik tenaga matahari (PV). Daya solar panel yang digunakan pada gedung ini sebesar 5.8 kW dan dilengkapi dengan battery 20 kW dari lithium.
Penyediaan energi di gedung ini juga memperhatikan kaidah hemat energi. Sistem kelistrikan di rumah pada umumnya menggunakan sistem AC (alternating current). Di sisi lain, perlengkapan elektronik yang kita gunakan sehari hari, seperti laptop, kulkas, dll, menggunakan arus DC (direct current). Perbedaan arus ini menyebabkan powerloss sekitar 10% untuk mengonversi dari AC ke DC. Berangkat dari hal tersebut, sistem solar panel di gedung ini menggunakan sistem DC. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan secondary lithium battery yang tidak hanya sebagai cadangan catu daya.
Pada Maret 2011 lalu, daerah Tohoku diguncang gempa besar. Salah satu dampaknya adalah matinya sistem kelistrikan di daerah ini. Dengan memanfaatkan sumber energi yang berasal dari matahari yang disimpan pada battery-nya, listrik pada gedung ini masih dapat berfungsi. Dari kondisi ini timbul kesadaran pentingya sumber energi lokal berbasis tenaga matahari seperti di Ecollab ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI