Mohon tunggu...
Robi Muhammad Affandi
Robi Muhammad Affandi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta dan Penulis Media Online

Hidup adalah tentang bagaimana engkau bercerita, dan bagaimana engkau diceritakan. Karena dengan cerita itulah manusia akan dikenal dalam sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Prince Gubee 7 (Pertemuan Kedua)

22 Agustus 2024   17:52 Diperbarui: 22 Agustus 2024   20:57 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prince Gubee dan kunang-kunang

            "bantuanmu sangat berarti bagiku Gubee. Kalau kau tidak mengantarku ke rumah itu, entah apa yang akan terjadi. Hanya mereka berdualah harapanku saat ini, sebagai penerus koloniku di hutan ini. Hanya kami bertigalah yang tersisa setelah peristiwa itu.

            "peristiwa?

            "ya, peristiwa itu. Peristiwa satu tahun lalu, saat katak-katak itu mulai merajalela sampai ke tempat ini. Mereka yang hidup dari pohon ke pohon, memangsa hampir semua koloniku. Tubuh kami yang bercahaya di malam hari, memudahkan mereka untuk menemukan keberadaan kami di hutan ini.

            "apakah itu katak yang sama yang diceritakan oleh katak hijau?" Gumam Gubee teringat cerita katak hijau.

            "jumlah mereka sangat banyak. Tubuh mereka yang berwarna gelap,  menjadikan mereka sangat mudah untuk berkamuflase di malam hari, sehingga mereka sulit di deteksi di antara ranting-ranting pohon hutan ini. Dan kian hari, jumlah koloniku terus berkurang akibat dimangsa oleh mereka, sampai akhirnya hanya aku dan dua anakku yang tersisa." Kunang-kunang tua melanjutkan ceritanya dengan raut iba, mengenang kepunahan koloninya.

            "dimana katak-katak itu berada saat ini?

            "di belahan lain hutan ini, karena sudah sulit bagi mereka untuk menemukan mangsa di tempat ini. Hampir semua serangga di hutan ini telah habis mereka mangsa." Jelas kunang-kunang tua.

            Sepertinya, banyak tragedi kehidupan yang terjadi di hutan gunung Alpen yang tak Gubee ketahui. Hutan gunung Alpen yang hijau dan indah, di hiasi bermacam-macam jenis bunga, ternyata banyak menyimpan cerita kepedihan bagi serangga penghuninya.

            Cukup lama mereka bercerita tentang kehidupan di hutan, rembulanpun tak terasa telah berada di puncak gunung Alpen. Terang cahayanya membanjiri puncak yang menjulang, menciptakan bayangan lembut di sekelilingnya. Langit yang gelap menjadi kanvas bagi bulan yang bersinar separuh, seakan memancarkan kedamaian dan ketenangan di tengah malam yang sunyi.

            "sudah saatnya kita pergi Gubee. Kita harus berhasil mendapatkan nektar bunga Edelweis sebelum anggrek-anggrek ini terbangun kembali." Ajak kunang-kunang tua.

            Gubee mengiyakan ajakan itu, seraya memandangi rembulan yang telah berada di puncak gunung Alpen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun