"Saat ini lebah-lebah pekerja di koloniku sedang sibuk membangun sarang kami, dan mempersiapkan pesta. Lima hari lagi ratu lebah akan memasuki musim kawin. Kami butuh tempat yang luas untuk meletakkan telur-telu ratu lebah, karena musim ini puncak masa suburnya, dan akan ada calon ratu baru lahir diantara telur-telur itu." Ungkap Gubee kemudian dengan wajah lesuh.
 "berarti kolonimu sedang mempersiapkan pesta besar-besaran Gubee?" Laba-laba tua sangat gembira mendengar kabar itu. Seakan-akan pesta itu dibuat untuknya.
Gubee mengangguk. Tapi wajahnya kehilangan rona. Tak ada yang membahagiakan baginya, selain nektar bunga Edelweis.
"kau sungguh baik. Kau rela meninggalkan pesta besar demi membantu serangga lain. Aku semakin terkesan denganmu Gubee. Di umurku yang tua ini, belum ada perbuatan baik yang bisa ku lakukan seperti yang kau lakukan ini Gubee." Laba-laba tua terharu memandangi wajah Gubee yang rusuh.
"di belakang gubuk ini ada danau kecil. Disana ada katak hijau penunggu danau itu. Cobalah kau bercerita tentang masalahmu ini padanya. Mungkin dia dapat membantumu Gubee." Sambung  laba-laba tua memberi harapan baru pada Gubee.
"benarkah itu pak tua? Bisakah katak itu membantuku??" Tanya Gubee. Wajahnya kembali berseri. Harapannya kembali hidup. Ia merasakan ada takdir baru yang akan mengantarnya menuju bunga Edelweis. Â
"semoga saja! Temuilah katak itu. Bawah sedikit jaringku ini, dan jatuhkan kedalam kolam itu, maka katak hijau itu akan keluar dari persembunyiannya." Papar laba-laba tua. ( bersambung... )