Mohon tunggu...
ROBERTUS DARVINO KARNO
ROBERTUS DARVINO KARNO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lahir pada bulan November, tanggal 15, 1993. Menyukai pemikiran Herakleitos tentang Pantha Rei. Bahwa sesuatu itu mengalir dan dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Money

Wusan Ratung Mandiri (Cetak 400 Kloset dalam Sebulan): Butuh Intervensi Pemerintah untuk Pemasaran

25 April 2022   21:53 Diperbarui: 25 April 2022   22:21 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka tidak memiliki pekerjaan yang tetap selain bekerja sebagai buruh harian dan berkebun. Dengan demikian bisa diasumsikan bahwa mereka juga tidak memiliki penghasilan tetap setiap bulannya. Wusan dengan demikian menjadi sebuah lapangan kerja baru di tengah krisis ekonomi pasca pandemi yang dapat menekan jumlah pengangguran.

Dari latar belakang ini kita bisa memahami bahwa Wusan dapat menjadi wadah untuk mengakomodir semua persoalan ekonomi yang dihadapi oleh anggotanya. Dengan demikian apa yang dikatakan oleh Smith "untuk mendorong dan menopang kehidupan secara layak seperti ketersediaan pangan, sandang dan papan serta kebutuhan lainnya manusia harus memiliki pendapatan yang tetap di mana pendapatan itu dia peroleh melalui kerja". Kesejahteraan masyarakat pertama-tama diukur dari kesejahteraan ekonominya.

Karya/produk hasil kerja keras kelompok Wusan sejauh ini sudah dinikmati oleh banyak orang. Dengan segala keterbatasan sarana dan pengetahuan seadanya mereka telah menghasilkan produk sanitasi yang berkualitas dengan harga jual yang terjangkau. Untuk satu paket klosed harganya Rp. 100.000. Angka ini tentunya lebih murah jika dibandingkan dengan harga klosed yang dijual di toko dengan harga Rp. 250. 000 per klosed. 

Dalam sebulan kelompok Wusan dapat menghasilkan sekitar 400 unit klosed dan paket jamban. Tentu saja kerja keras ini patut diapresiasi dan didukung terutama oleh pemerintah setempat. Kehadiran pemerintah dalam konteks ini dapat menjadi daya dorong bagi kelompok Wusan untuk semakin giat berwira usaha. Lebih jauh dari itu pemeritah juga hadir dengan sebuah alasan moral yakni tangungjawab untuk memastikan bahwa masyarakat-nya hidup sejahtera.

Wira usaha ini juga mendapat dukungan yayasan Plan Internasional Indonesia (YPII). Salah satu program YPPI adalah bekerja sama dengan anak dan masyarakat untuk siap dan tanggap menghadapi situasi krisis dan mampu mengatasi kesulitan.

Kerja keras kelompok Wusan di satu sisi juga sejalan dengan program pemerintah setempat yakni Stop BABS (buang air besar sembarangan) tahun 2022. Program ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan tatanan ekologis yang bermartabat. Ketua kelompok Wusan menjelaskan bahwa data dari pemerintah kabupaten Manggarai Tahun 2021 menunjukkan bahwa jumlah KK yang belum memiliki jamban sehat di wilayah kabupaten Manggarai sebanyak 14.000 KK. 

Beliau juga menjelaskan bahwa jamban sehat merupakan hak seluruh umat manusia dan juga menjadi pemicu penanggulangan stunting. Jika masyarakat mengontrol BAB maka lingkungan pun menjadi semakin bermartabat. Ini bukan sekedar sebuah program tekhnis tetapi lebih jauh komitmen tersebut merupakan sebuah gagasan moral untuk mengembalikan alam pada tatanan yang sebenarnya dan mamanusiakan manusia.

Wusan telah memberdayakan orang-orang kecil di kampung Ratung dengan sebuah terobosan yang baru yakni dengan berwira usaha sanitasi. Bersama Wusan seluruh anggota menjadi lebih optimis dalam menatap masa depan bahwa dengan bekerja keras keterbatasan ekonomi dapat diatasi. 

Wusan menawarkan suatu mindset yang baru tentang pemaknaan atas kehidupan dari yang biasa-biasa saja menuju suatu kehidupan yang lebih bermakna. Dari kolaps menuju kemandirian. Perlu kita sadari bersama bahwa dalam kehidupan manusia persoalan ekonomi merupak perosoalan yang sangat mendasar. Kesejahteraan hidup manusia pertama-tama diukur dari kualitas ekonomi.

Namun dalam dunia perekonomian ada hukum pasang surut yang berlaku secara alamiah mau pun karena dibuat-buat. Wusan juga mengalami hal yang sama. Mereka mengalaimi kendala dalam hal pemasaran produk-produk mereka. Oleh karena itu Wusan sangat mengharapkan intervensi dari pemerintah setempat untuk membantu mereka dalam memasarkan produk Wusan. 

Ketua Wusan menjelaskan bahwa mereka membutuhkan dukungan pemerintah Kabupaten dan Provinsi untuk mengintervensi penjualan ke desa-desa melalui sosialisasi program sanitasi sehat. Diharapkan bahwa pemerintah desa menerapkan program pentingnya memiliki jamban yang sehat bagi masyarakat desa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun