Mohon tunggu...
ROBERTUS DARVINO KARNO
ROBERTUS DARVINO KARNO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lahir pada bulan November, tanggal 15, 1993. Menyukai pemikiran Herakleitos tentang Pantha Rei. Bahwa sesuatu itu mengalir dan dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari Pilihan

Siswa-Siswi SMPN 4 Borong Katekese di Alam: Perwujudan Reksa Pastoral Pariwisata Holistik Keuskupan Ruteng

12 April 2022   10:36 Diperbarui: 12 April 2022   14:14 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu 25 Maret 2022 Hari Raya Kabar Sukacita (Maria Menerima Kabar Gembira Dari Malaikat Gabriel bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus) bagi umat Katolik di seluruh dunia. Fajar baru saja merekah di ufuk Timur dengan kemilau cahayanya yang eksotis. 

Sekelompok bocah berusia remaja bergegas menyusuri hutan, gunung, lembah dan sungai ditemani para pembina yang setia dan ulet dalam menjelajah alam. 

Itulah sejatinya guru dan murid, berjalan berbarengan. Sambil mengacungkan Sang Saka Merah Putih di tangan mereka berpacu dengan mentari yang perlahan beranjak, membubung ke langit-langit angkasa. Panas terikh yang menyengat pori-pori tak melunturkan semangat mereka.

Langkah demi langkah tertatih. Perlahan setiap pijakan mengukir tapak-tapak jejak di atas tanah yang hitam dan kadang kemerahan. Tanah yang berbatuan cadas dan kadang bergantian dengan becek. Topografi ekstrim, tak meyurutkan semangat mereka. 

Hasrat untuk memeteraikan cinta kepada rahim ibunda pertiwi membara dalam diri mereka bahwa cinta untuknya menghanguskan jiwa. Demikianlah sepiritualitas pra-paskah. Meninggalkan ego-menyalibkan diri-memikul salib-keluar dari zona aman dan mengangkat mereka yang terluka termasuk bumi yang dilukai ego manusia.

Siapakah mereka? Kami adalah siswa-siswi SMP Negeri 4 Borong, sahut seorang dari mereka di balik semak belukar. Seseorang kembali bertanya: buat apa kalian di sini. Ini kan hutan. Tidak baik untuk kalian anak-anak kecil. Tentang hal itu mereka menjawab "kami di sini mau merawat ibu kami, bumi pertiwi yang telah dirusakkan oleh ketamakan manusia"***

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan dan merayakan euforia Tahun Pastoral Pariwisata Holistik yang dicanangkan oleh Keuskupan Ruteng. Dilansir dari laman website Keuskupan Ruteng (https://keuskupanruteng.org) terkait hasil sidang pastoral yang dilaksanakan pada tanggal 4-7 Januari 2022 yang lalu diputuskan bahwa tahun 2022 merupakan Tahun Pariwisata Holsitik.

Tema ini merupakan percikan dan pemaknaan atas kutipan dalam Surat Pertama Rasul Petrus "peziarah di bumi ini" (Peregrinans in terra, 1Petr.1:17), yang diutus untuk mewartakan injil (Mrk.16:15; PT 1.1). Pariwisata adalah bagian integral dari kehidupan manusia beriman yang selalu berziarah untuk mengalami perjumpaan penuh sukacita dengan sesama dalam keunikan kulturnya dan dengan alam ciptaan menuju persekutuan kasih ilahi.

Bertolak dari kenyataan ini dan didorong oleh konteks geliat pengembangan destinasi Pariwisata Super Prioritas yang sedang berlangsung di Manggarai Raya, wilayah Keuskupan Ruteng, maka terbentuklah tema Pastoral Pariwisata Holistik (Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan) sebagai kelanjutan agenda tema Tahun Ketujuh Implementasi Sinode III dengan pola proses 3M (Melihat, Menilai, dan Memutuskan).

Dengan demikian reksa pastoral Gereja Keuskupan Ruteng selama tahun 2022 ini akan terarah pada Pariwisata Holistik yang merupakan bagian integral dari rencana strategis pastoral Tahap II yang berpusat pada diakonia transformatif spiritual. 

Untuk mewujudkan program ini tentunya membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak baik itu Gereja dalam konteks Paroki, Elemen masyarakat hingga Instansi-Intansi Pemerintahan dan Lembaga-Lembaga Pendidikan. Karena pewartaan Kerajaan Allah tidak melulu urusan para gembala-kaum klerus melainkan tugas semua orang yang telah dibaptis-umat Allah.

SMPN 4 Borong menyambut dengan penuh antusias program keuskupan ini. Mereka sejenak keluar dari ruang kelas untuk berjelajah,menjumpai dan menyapa sesama saudara di alam (St. Fransiskus). Beragam kegiatan yang mereka lakukan diantaranya: merawat dan membersihkan aliran sungai, membersihkan sampah dan menanam pohon sebagai bentuk kepedulian terhadap alam ciptaan. 

Selain itu mereka juga mengunjungi air lokasi wisata air panas Wae Mapos yang selama ini belum dilirik oleh pemerintah dan para wisatawan. Semua kegiatan ini disatukan dalam agenda katekese bernuansa ekologis. Tentu saja banyak manfaat yang bisa ditimba dari kegiatan ini. 

Siswa-siswi diajari untuk mencintai, merawat dan melestarikan alam. Selain itu mereka juga belajar untuk menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi tantangan dan dilatih untuk bekerja dalam tim (team work) sebagaimana mereka berjuang menaklukkan medan terjal sepanjang petualangan itu.

SMPN 4 telah menjalankan program yang sangat penting selama tahun 2022 di Keuskupan Ruteng. Karena sejatinya Gereja adalah Umat Allah. Maka seluruh karya pastoral Gereja dapat dijalankan oleh seluruh umat sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. 

Pastoral Pariwisata Holistik merupakan sebuah terobosan baru dalam berpastoral di wilayah Keuskupan Ruteng. Dari barat hingga ke timur wilayah keuskupuan Ruteng terdapat bentangan destinasi wisata yang sangat menawan.

Semua destinasi wisata yang ada di wilayah ini mesti dilihat dalam terang iman bahwa semuanya itu merupakan ciptaan Allah yang menunjukkan kebesaran dan keagungan Allah. Dengan keindahan tiada taranya yang tampak dalam destinasi wisata ini umat Keuskupan Ruteng dan para wisatawan menyaksikan keindahan Alla. 

Di hadapan semua keindahan yang tak dapat dijangkau oleh keterbatasan pikiran manusia Allah dimuliakan dan diagungkan. Karena itulah destinasi wisata tidak pernah dilihat secara parsial hanya untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Tetapi dalam kerangka universal seluruh objek wisata ini merupakan sarana untuk berjumpa dengan Allah yang maha agung dan pembangunan Kerajaan Allah di tengah dunia.

Perlu kita sadari bahwa salah satu isu hangat dalam diskusi dunia internasional saat ini adalah isu tentang kerusakan lingkungan hidup. Isu ini juga akan menjadi salah satu agenda pertemuan G20 yang akan dilangsungkan di Bali pada bulan Oktober-November mendatang.

Dilansir dari kata data.com Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) Indonesia akan membawa 6 isu lingkungan untuk dibahas pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar November 2022 di Bali. Keenam isu tersebut yaitu land degradation (kerusakan lahan), biodiversity loss (kehilangan keanekaragaman hayati), marine litter (sampah laut), water (pengelolaan air), sustainable finance (keuangan berkelanjutan), dan marine protection (perlindungan laut). Perlu diketahui Indonesia didapuk menjadi tuan rumah perhelatan akbar ini dan presiden Jokowi terpilih sebagai presdien G2O.

Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si menyerukan perlunya merawat alam ciptaan sebagai suatu misi yang urgent di abad ini. Bumi merupakan bahtera-kapal-dan rumah bersama masyarakat dunia yang harus dirawat. Jika rumah bersama ini rusak kita tidak akan menemukan kebahagiaan di dalamnya.

 Mari kita dukung para siswa-siswi ini agar kelak mereka dapat menjadi pemuda-pemudi bangsa yang yang tangguh dan menjadi agen pastoral Gereja yang berani menerobos medan terjal yang menghambat kemajuan masyarakat dunia sebagai lokus Kerajaan Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun