Untuk mewujudkan program ini tentunya membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak baik itu Gereja dalam konteks Paroki, Elemen masyarakat hingga Instansi-Intansi Pemerintahan dan Lembaga-Lembaga Pendidikan. Karena pewartaan Kerajaan Allah tidak melulu urusan para gembala-kaum klerus melainkan tugas semua orang yang telah dibaptis-umat Allah.
SMPN 4 Borong menyambut dengan penuh antusias program keuskupan ini. Mereka sejenak keluar dari ruang kelas untuk berjelajah,menjumpai dan menyapa sesama saudara di alam (St. Fransiskus). Beragam kegiatan yang mereka lakukan diantaranya: merawat dan membersihkan aliran sungai, membersihkan sampah dan menanam pohon sebagai bentuk kepedulian terhadap alam ciptaan.Â
Selain itu mereka juga mengunjungi air lokasi wisata air panas Wae Mapos yang selama ini belum dilirik oleh pemerintah dan para wisatawan. Semua kegiatan ini disatukan dalam agenda katekese bernuansa ekologis. Tentu saja banyak manfaat yang bisa ditimba dari kegiatan ini.Â
Siswa-siswi diajari untuk mencintai, merawat dan melestarikan alam. Selain itu mereka juga belajar untuk menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi tantangan dan dilatih untuk bekerja dalam tim (team work) sebagaimana mereka berjuang menaklukkan medan terjal sepanjang petualangan itu.
SMPN 4 telah menjalankan program yang sangat penting selama tahun 2022 di Keuskupan Ruteng. Karena sejatinya Gereja adalah Umat Allah. Maka seluruh karya pastoral Gereja dapat dijalankan oleh seluruh umat sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.Â
Pastoral Pariwisata Holistik merupakan sebuah terobosan baru dalam berpastoral di wilayah Keuskupan Ruteng. Dari barat hingga ke timur wilayah keuskupuan Ruteng terdapat bentangan destinasi wisata yang sangat menawan.
Semua destinasi wisata yang ada di wilayah ini mesti dilihat dalam terang iman bahwa semuanya itu merupakan ciptaan Allah yang menunjukkan kebesaran dan keagungan Allah. Dengan keindahan tiada taranya yang tampak dalam destinasi wisata ini umat Keuskupan Ruteng dan para wisatawan menyaksikan keindahan Alla.Â
Di hadapan semua keindahan yang tak dapat dijangkau oleh keterbatasan pikiran manusia Allah dimuliakan dan diagungkan. Karena itulah destinasi wisata tidak pernah dilihat secara parsial hanya untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Tetapi dalam kerangka universal seluruh objek wisata ini merupakan sarana untuk berjumpa dengan Allah yang maha agung dan pembangunan Kerajaan Allah di tengah dunia.
Perlu kita sadari bahwa salah satu isu hangat dalam diskusi dunia internasional saat ini adalah isu tentang kerusakan lingkungan hidup. Isu ini juga akan menjadi salah satu agenda pertemuan G20 yang akan dilangsungkan di Bali pada bulan Oktober-November mendatang.
Dilansir dari kata data.com Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) Indonesia akan membawa 6 isu lingkungan untuk dibahas pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar November 2022 di Bali. Keenam isu tersebut yaitu land degradation (kerusakan lahan), biodiversity loss (kehilangan keanekaragaman hayati), marine litter (sampah laut), water (pengelolaan air), sustainable finance (keuangan berkelanjutan), dan marine protection (perlindungan laut). Perlu diketahui Indonesia didapuk menjadi tuan rumah perhelatan akbar ini dan presiden Jokowi terpilih sebagai presdien G2O.
Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si menyerukan perlunya merawat alam ciptaan sebagai suatu misi yang urgent di abad ini. Bumi merupakan bahtera-kapal-dan rumah bersama masyarakat dunia yang harus dirawat. Jika rumah bersama ini rusak kita tidak akan menemukan kebahagiaan di dalamnya.