Kita yang ingin maju dan mau menggapai banyak hal. Biarlah yang beda tentang kita tak perlu disamakan dan keberagaman tak perlu disamakan. Yang perlu hanyalah merayakan (selebrasi) dan menghargai (apresiasi).
 Tuhan-mu, Tuhan kami- Tuhan kita. Kita bertuhan pada Tuhan yang sama yakni Dia Yang Ilahi. Hanya dengan cara itu kita bisa bersatu dalam segala keberbedaan kita.Â
Karena antara Dia dan kita jaraknya sejengkal saja. Semoga kita pun ada dalam jarak yang sejengkal itu. Sebab sudah seharusnya antara kita dan Dia juga antara kita dan kita tak perlu menciptakan jarak. Dalam Dia kita satu. Semoga Tuhan kita memberkati kita.Â
Amin.
Kisah di atas sungguh nyata. Sebuah pengalaman yang menyenangkan di akhir pekan awal bulan Maret tahun 2022. Sebelum berkenalan dengan kak Efa dan kak Mia Aku sudah berkenalan dengan banyak teman-teman muslim yang berhati baik, penuh persaudaraan dan bahkan di antara kami hampir tak ada jarak sejengkal pun untuk saling menjauhkan.
Masih ingat dalam benak saya diskusi hangat dengan seorang anggota Gegana di deg empat Kapal Awu ketika menyeberang dari Kupang ke Ende tahun 2013. Dia seorang muslim yang taat. Saat berdiskusi tentang keyakinan, beliau mengatakan begini: "Sebenarnya tujuan kita itu sama, menghadap Allah yang sama. Hanya berbeda relnya saja". Kata-kata itu sungguh mengena di hati saya dan membekas hingga sekarang ini. Saya sangat kagum dengan pemikiran beliau.
Pesona keindahan ini sangat disayangkan jika dihancurkan hanya karena tujuan tertentu. Tapi nyatanya memang demikian yang terjadi. Banyak orang yang mengobok-obok kenyamanan dan romantisme persaudaraan ini. Saling sindir soal kebenaran dan kesucian kerap terjadi.
Kini kita sama-sama berada dalam masa puasa-berbarengan, walau tidak dalam waktu yang lama. Kristen (Katolik) telah memulainya lima pekan yang lalu dalam rangka menyongsong perayaan Paskah memperingati Wafatnya Yesus Kristus-Isa Almasih. Masa puasa-Pra Paskah umat Katolik dijalankan selama enam pekan (40 hari). Dalam masa puasa ini umat Katolik diminta untuk berbenah dan mempersiapkan diri untuk menyambut Hari Raya Paskah.
Pada hari ini 3 April 2022 kaum muslim memulai masa puasa menyongsong Hari raya Idul Fitri-Lebaran. Dilansir dari CNN Indonesia.com berdasarkan kesepakatan bersama Kementerian Agama, MUI dan Ormas Islam lainnya menetapkan tanggal 3 April sebagai pembukaan masa puasa. Â Sedangkan jema'ah Muhamadyiah menetapkan tanggal 2 April 2022 sebagi hari dibukanya masa puasa. Hal itu diatur dalam maklumat Pimpinan Pusat Muahmadyiah Nomor 01/MLM/I.0/E.2022.
Menarik untuk menelisik moment yang berahmat ini. Momen lebaran selalu identik dengan kembali ke fitrah dan saling memaafkan. Makna lebaran tak hanya sekadar kembali ke fitrah. Lebaran bisa menjadi ungkapan syukur, kebersamaan, dan budaya yang tetap dijunjung.