Mohon tunggu...
ROBERTUS DARVINO KARNO
ROBERTUS DARVINO KARNO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lahir pada bulan November, tanggal 15, 1993. Menyukai pemikiran Herakleitos tentang Pantha Rei. Bahwa sesuatu itu mengalir dan dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bersama Kita Bisa Mewujudkan Ekonomi Yang Mandiri-Kelompok Sahabat Tani Peso

30 Maret 2022   23:26 Diperbarui: 31 Maret 2022   12:45 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu budaya yang melekat dalam kehidupan orang-orang manggarai adalah budaya merantau. Merantau dalam konteks ini bukan pelesiran untuk menghabiskan uang atau sekedar menjelajah tempat-tempat baru. Merantau bagi orang-orang Manggarai dipahami dalam dua hal yakni; mencari nafkah-bekerja dan demi menempuh pendidikan yang berkualitas. Hal yang sama pun terjadi dengan orang-orang di kampung Peso tempat kelahiranku. Tidak sedikit orang-orang dari kampung kecil ini memilih merantau demi mencari sesuap nasi.

Namun meski tawaran di tanah rantau begitu menggiurkan rupanya masih ada orang yang menganggap bahwa di tanah sendiripun masih jauh lebih baik. Seperti kelompok "Sahabat Tani Peso" yang memilih menggali bongkahan kekayaan-potensi lingko (tanah ulayat) beo Peso yang sangat menjanjikan di bidang agrikultur.  Mereka merintis kelompok tani ini dengan tujuan untuk menggenjot usaha kecil menengah (UKM) dan memenuhi kebutuhan ekonomi harian. 

Beo (kampung) Peso merupakan sebuah pemukiman kecil yang secara sipil berada dalam wilayah pemerintahan keluarahan Pagal, kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai. Kampung ini tidak terlalu luas. Di tengah-tengahnya terdapat mbaru gendang (rumah adat) dan compang (mesbah untuk tempat penyimpanan sesajian pada saat upacara adat).

Masyarakat beo Peso (beo: kampung) pada umumnya sangat sederhana. Hampir 95% penduduknya adalah masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah yang berprofesi sebagai petani sebagai mayoritas dan tukang bangunan. Sedangkan sebagiannya adalah buruh harian dan pegawai swasta. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka mengolah tanah ulayat warisan nenek moyang yang telah dibagikan secara adil.

Lingko beo Peso memiliki potensi yang menjanjikan di bidang pertanian. Hamparan areal persawahan yang dapat dikelola setiap tahunnya menandakan bahwa tanah ulayat beo Peso dapat memberikan hasil pangan yang secukupnya. Tentunya sangat disayangkan jika dibiarkan mubajir. 

Pada musim kering lahan dengan dataran tinggi (uma tanah golo) dapat ditanami dengan jenis tanaman sayur-sayuran seperti: picai, kol,  kacang-kacangan, buncis dan lain-lain. 

Selain itu dapat ditanami juga dengan jagung. Pertumbuhan tanaman ini sangat didukung oleh curah hujan yang stabil. Sedangkan pada lahan basah-rawa-rawa (temek)  dapat ditanami dengan padi.

Potensi alam inilah yang mendorong kelompok "Sahabat Tani" untuk berembuk bersama merancang sebuah sistem atau tekhnik bertani yang lebih modern dan efektif di bawah bimbingan langsung penyuluh pertanian yang handal. Mereka memilih tidak merantau tetapi mengais rejeki di bumi sendiri. Mereka menangkap peluang pasar dan memanfaatkan potensi alam yang sangat menjanjikan untuk mengembangkan usaha pertanian.

Kelompok sahabat tani ini dibentuk pada tahun 2019 atas inisiatif warga bekerja sama dengan tim gabungan dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai. Bapak Johanes Daman dimandatkan menjadi ketua. Jumlah anggota "Sahabat Tani" sebanyak 27 orang dan bertahan hingga sekarang. Pemerintah setempat melalui dinas pertanian sangat mendukung dan mengapresi kelompok tani ini. Dukungan itu diwujudkan dengan memberikan pelatihan sekaligus pengetahuan tentang bercocok tanam yang efektif untuk mencapai produktivitas hasil yang berkualitas.

Sejauh ini para anggota kelompok "sahabat tani" merasakan manfaat dari kegiatan yang mereka jalani. Hasilnya di jual ke pasar-pasar lokal terdekat dan door to door (dari rumah ke rumah). 

Dari penghasilan tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan ekonomi harian terutama yang berkaitan dengan ketersediaan pangan, pendidikan, kesehatan dll.  Tanaman yang dibudidayakan adalah sayur kool, picai, lombok, tomat, kacang-kacangan, kestela, terung, brokoli dan berbagai jenis tanaman lainnya.

Kreatifitas kelompok "sahabat tani" ini dapat menjadi daya dorong bagi warga yang lain untuk memanfaatkan potensi alam yang ada. Terutama bagi anak-anak muda agar tergerak hati mengais rejeki di kampung sendiri untuk mewujudkan kemandirian ekonomi. 

Gerakan ini merupakan sebuah terobosan baru bagi orang-orang Peso yang patut diapresiasi dan didukung. Dari dulu warga beo Peso hanya menggunakan pola-pola lama dalam mengolah tanah ulayat mereka. Sudah saatnya keluar dari pola lama itu. Kehadiran kelompok Sahabat Tani dapat memberi suatu perspektif bercocok tanam yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian.

Untuk teman-teman orang muda semoga kalian belajar dari Sahabat Tani. Tak perlu jauh-jauh merantau. Karena di bumi sendiri, emas pun ada. Hanya untuk mendapatkannya kita mesti berani berkotor tangan, bekerja keras dan berani bermimpi. 

Semangat selalu para saudaraku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun