3.Perbaikan Pagar Yang Rusak
Pagar yang rusak merupakan jalan masuk bagi orang-orang yang iseng untuk merusak atau mencuri nisan di museum ini. Ketika saya mengunjungi museum ini, di salah satu sisi, terdapat sebuah pagar yang rusak parah sehingga menyebabkan orang dapat keluar masuk ke area museum tanpa terawasi oleh petugas yang hanya ada di pintu masuk museum. Perbaikan pagar ini perlu segera dilakukan mengingat seringnya kejadian pelajar yang datang dan mencorat-coret nisan dan patung di tempat ini.
4. Petugas Penjaga Yang Rutin Berkeliling di Area Museum
Meskipun nanti sudah terpasang CCTV, tapi menurut saya perlu ada petugas penjaga museum yang berjaga dan berkeliling di area museum secara rutin. Hal ini gunanya untuk memberi "efek takut" bagi para pengunjung yang mungkin hendak melakukan corat-coret, membuang sampah sembarangan, atau tindakan-tindakan kurang baik lainnya.
5. Penataan Nisan Dengan Lebih Manusiawi
Inilah saran saya terhadap nisan-nisan yang dibiarkan tergeletak dijadikan pijakan kaki. Menurut saya, jika memang tidak ada tempat lagi untuk meletakkan nisan, maka sebaiknya nisan-nisan yang belum mendapat tempat disimpan terlebih dahulu di suatu tempat. Tapi jangan lupa pula untuk dirawat dan dipelihara. Hal tersebut menurut saya lebih baik daripada nisan-nisan kuno tersebut terinjak-injak dan pecah, lalu terserak tak beraturan.
6. Kerjasama dengan Masyarakat Setempat
Ini perlu sekali dilakukan, terutama untuk mencegah para pelajar yang datang melompat lewat pagar belakang dan masuk ke area museum. Seandainya masyarakat yang tinggal di belakang museum ini bisa ikut mengawasi, tentunya kejadian tersebut bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan. Masyarakat sekitar bisa ikut menegur para pelajar yang ingin lompat masuk ke area museum.
Ya itu tadi beberapa saran untuk Pemerintah Daerah DKI Jakarta selaku pengelola Museum Taman Prasasti ini. Kekayaan wisata sejarah yang ada di museum ini sangat perlu kita jaga dan pelihara karena dari sejarah lah kita bisa belajar banyak hal. Menutup tulisan ini, saya ingin mengutip semboyan yang diucapkan Soekarno pada pidato terakhirnya di tahun 1966.
"JAS MERAH. Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah" NB: Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog Indonesia Travel (@indtravel) dari Kemenparekraf kali ini adalah "Lestarikan Aset Pariwisata Indonesia dengan Caramu!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H