Mengambil hikmah dari kejadian tersebut, dan sekaligus sebagai bahan perbaikan atas "kerusakan" dan pemandangan "tidak sedap" dari Museum Taman Prasasti, saya ingin menyumbang beberapa ide yang mungkin bisa dipertimbangkan (dan kalau mungkin bisa dilakukan secepatnya).Berikut ide-ide saya tersebut.
1. Sistem Pemeriksaan Pengunjung Sebelum Masuk ke Lokasi dan Setelah Masuk dari Lokasi
Mengapa pemeriksaan sebelum dan setelah masuk ke lokasi musem ini penting? Mari kita bahas satu persatu.
Pemeriksaan sebelum masuk ke lokasi sangat penting dilakukan terhadap pengunjung karena tindakan ini menurut saya bisa mencegah pengunjung yang berniat tidak baik, misalnya saja niat pengunjung untuk mencorat-coret nisan. Jadi pemeriksaan terutama dilakukan pada tas atau barang bawaan dari pengunjung. Jadi misal ada pengunjung yang membawa cat semprot, maka dengan pemeriksaan sebelum masuk ini, cat semprot tersebut dapat disita dan diamankan.
Lalu, kenapa pemeriksaan setelah masuk dari lokasi penting dilakukan?
Kita tentu masih ingat dengan kejadian pencurian beberapa koleksi dari Museum Nasional beberapa waktu yang lalu. Ya, meskipun memang koleksi nisan dan patung di Museum Taman Prasasti memang (menurut saya) mustahil dimasukkan ke dalam kantong atau tas, tapi bisa saja ada pengunjung yang mengambil salah satu atau beberapa bagian kecil dari patung atau nisan yang ada. Inilah gunanya pemeriksaan setelah masuk dari lokasi, yaitu untuk mencegah terjadi pencurian koleksi dari Museum Taman Prasasti ini.
Kalau menurut saya, sebaiknya dibuat semacam tempat penitipan barang di museum ini. Jadi pengunjung tidak diperbolehkan membawa tas ke dalam lokasi, kecuali kamera, alat tulis, atau makanan dan minuman. Khusus untuk makanan dan minuman, sebaiknya perlu dipertimbangkan juga apakah boleh dibawa masuk ke dalam area taman, mengingat banyak sekali sampah plastik yang bertebaran di beberapa sudut museum ini.
2. Pemasangan CCTV di Titik-Titik Yang Efektif untuk Pengawasan
Saatnya menggunakan teknologi CCTV. Menurut saya, di Museum Taman Prasasti ini perlu dilakukan pemasangan CCTV di titik-titik area museum yang efektif untuk pengawasan. Pemilihan titik-titik yang efektif ini sangat perlu dipertimbangkan bahwa apabila CCTV sudah terpasang di titik tersebut, maka area yang terawasi bisa lebih luas serta memang area tersebut adalah area yang rawan dengan terjadinya kejadian corat-coret atau tindakan pencurian.
Oh iya, khusus untuk CCTV ini, selain dipasang tapi juga harus diawasi di monitor. Pengawasan harus dilakukan bergantian oleh petugas yang ada. Percuma saja bukan kalau ada CCTV, tapi tidak diawasi. Karena selama ini yang saya tahu tabiat orang Indonesia adalah, CCTV dipasang tanpa diawasi dan hanya sebagai perekam saja. Padahal kalau hanya direkam saja, maka kita tidak bisa mencegah kejadian corat-coret atau pencurian tersebut. Kita hanya bisa melihat setelah kejadian tersebut berlangsung.
Satu lagi catatan untuk CCTV adalah selain diawasi, perlu ada sistem alarm seandainya petugas pengawas melihat kejadian corat-coret atau pencurian. Jadi begitu melihat ada kejadian tersebut, petugas pengawas segera membunyikan alarm tanda ada kejadian, sehinga petugas penjaga lain bisa segera datang ke lokasi dan datang menangkap pelakunya.