Program ini memberikan dampak yang nyata bagi komunitas Perwakos. Selain memperoleh keterampilan baru, anggota komunitas kini lebih percaya diri dalam mengelola bisnis online mereka. Tim inti Perwakos juga semakin siap untuk mendampingi anggota lain dalam pengelolaan usaha mereka. "Kami sekarang tahu bagaimana membuat video yang bagus untuk produk kami, dan itu membantu kami menjangkau lebih banyak pelanggan," ungkap salah satu peserta pelatihan.
Tantangan dan Strategi Solusi
Namun, kegiatan ini tidak lepas dari tantangan. Rendahnya komitmen sebagian peserta dan sulitnya mengubah mindset menjadi hambatan yang harus dihadapi. Untuk mengatasinya, tim pelaksana memberikan sesi motivasi dan menggunakan pendekatan personal untuk mendorong peserta lebih aktif. Keterbatasan perangkat teknologi juga diatasi dengan penyediaan alat yang mendukung selama pelatihan berlangsung.
Langkah Berkelanjutan untuk Masa Depan
Program ini bukanlah akhir, melainkan awal dari transformasi yang lebih besar bagi komunitas Perwakos. Dengan fondasi keterampilan yang telah dibangun, diharapkan komunitas ini dapat terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi kelompok marginal lainnya.
"Ini adalah bukti bahwa kerja sama antara perguruan tinggi dan komunitas dapat menciptakan dampak yang signifikan. Kami berharap kegiatan ini menjadi model untuk program pemberdayaan di masa depan," pungkas Robertus Adi Nugroho.
Melalui program ini, Universitas Katolik Darma Cendika menegaskan perannya sebagai institusi pendidikan yang peduli terhadap pemberdayaan masyarakat, khususnya kelompok marginal. Dengan pendekatan berbasis kebutuhan dan kolaborasi aktif, Abdimas ini menjadi langkah nyata menuju masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H