"Kapan sampai Nak Bob? Aduh, Nak Bob beruntung Nak Mas datang. Tidak kasih kabar kalau Irma sudah pulang kan?" tanyanya.Â
"Hah, maksud Bapak Dik Irma sudah kembali ke Indonesia?Kapan tibanya Pak?" Bob terheran-heran.Â
Sejurus kemudian Pak Agus menjelaskan dengan gamblang tentang kejadian itu. Ia juga menceritakan bahwa Irma sudah kembali dan bersyukur bisa kembali ke rumah. Namun, saat ini Irma ternyata membuat kejutan lagi. Berdua terdiam sesaat. "Barangkali ada tempat yang pernah berkesan, Nak Mas? Pernah berdua seiring sejalan? Biasanya kalau lagi bertengkar salah satu akan ke lokasi itu. Dan ia memohon supaya kenangan itu berbalik lagi," celoteh Pak Agus.Â
"Pak Agus pernah mengalami?" tanya Bob.Â
"Ya, setidaknya itu. Pacaran itu lumrah kalau ada silih pendapat. Pasti antara Nak Mas dengan Irma lagi berantem, kan? Jujur saja, Bapak tidak marah," tuturnya.Â
Bob tertunduk. Ia terdiam membisu. Ia sedang mengingat-ingat siapa tahu dapat jawaban. Pak Agus lama menunggu. Sekejap kemudian Bob menjentikkan jari jemarinya. "Aha, kulo enget Pak. Saya waktu itu pernah berdua ke Wisma Kaliurang bermotor menyusuri jalan hingga menanjak ke atas. Saat itu liburan semester. Kami makan sate kelinci dan sebentar main ke Istana Putri" tuturnya.
 "Selain bermain ke sana ke mana lagi?" tanyanya. "Terakhir kami bermain ke air terjun karena itulah tempat paling romantis. Berdua basah kuyup hanya gara-gara mau ambil foto latar air terjun. Kami saling bertatapan. Lebih-lebih saya menatapnya penuh hangat, waktu itu hawa sekitar dingin sekali, mungkin karena pakaian kami basah kuyup. Jadi, kami pun saling berpelukan. Itulah pengalaman paling berkesan, Pak," celotehnya.Â
"Nah, ketemu jawabannya Nak. Pasti saat ini dia sedang berada di sana," katanya.Â
"Bapak yakin, ia ada di sana?"tanyanya.Â
"Seribu persen yakin, Nak. Ini nalurinya seorang ayah.Â
Cepat Nak Bob ke sana! Bicarakan baik-baik. Apa Bapak perlu ikut?"sahutnya.