Mohon tunggu...
Robertus Afrianus Nanga Noo
Robertus Afrianus Nanga Noo Mohon Tunggu... Guru - Penulis-Praktisi Pendidikan

Tulislah semua kebaikan di dunia, karena Tuhan telah merancang dengan sempurna untuk kita abadikan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jurnal Dwi Mingguan Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara

1 April 2024   22:23 Diperbarui: 2 April 2024   12:54 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
doc. A.10 kelas 28 


Salam pengajar -- Guru Penggerak seluruh Indonesia. Semoga melalui artikel ini kita dapat dipertemukan dan  berbagi inspirasi serta semangat Calon Guru Penggerak (CGP). Menjadi salah satu peserta CGP Angkatan 10 saya ingin belajar menjadi guru penggerak yang hebat dan saling bertukar pengalaman dengan para bapak/ibu guru  dan praktisi  hebat. Guru hanyalah pembelajar yang setia, karena guru tak mampu mengajar bila tak lagi belajar.

Facts (Peristiwa):

Guru Penggerak merupakan program inisiatif Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi. Tujuan adanya kegiatan tersebut demi pengembangan guru menjadi pemimpin pembelajaran  pada institusinya. Mengenal dan mempelajari apa itu guru penggerak saya tergerak mengikut program tersebut, dibuktikan dengan kesungguhan saya, melaksanakan pemberkasan, seleksi wawancara, microteaching, serta masa tunggu konfirmasi hasil seleksi. Sempat berpikir bahwa saya akan gagal guru-guru hebat lainnya di seluruh Indonesia. 

Seorang sahabat, salah satu peserta CGP angkatan  9 menyampaikan pesan yang tidak saya pikirkan sebelumnya karena sudah cukup lama. "Pak Bro selamat ya, lanjut sebagai CGP angkatan 10, semangat" pesan singkat melalui via WA terlampir surat resmi yang tertera nama saya sebagai peserta. 

Setelahnya informasi ini diterima dan seluruh peserta CGP angkatan 10 melaksanakan konfirmasi berkaitan kesiapan kegiatan CGP selanjutnya. Singkatnya proses konfirmasi  berlalu, kami memulai dengan kegiatan awal yakni simulasi penggunaan LMS melalui PMM, pretest, dan lokakarya yang dilaksanakan di sekolah SMK 53 dan SMP 108 bersama pemimpin sekolah.  Keseluruhan kegiatan terjadwal dan terencana dengan sangat baik diikuti dengan beberapa tugas yang harus diselesaikan.  Selain itu tahapan materi yang diberikan bervariasi baik secara sinkronus dan asinkronus. Keseluruhan peserta CGP didampingi oleh Pengajar Praktik dan Fasilitator hebat.

 

Feelings (Perasaan):

Penyesalan karena baru mengetahui lebih dalam pemikiran KHD serta relevansinya pada pendidikan. Bahagianya dapat mengetahui lebih siapa KHD serta pemikiran yang sangat relevan dalam pembelajaran saat ini. Selain itu, tugas utama sebagai pimpinan memaksa waktu pekerjaan tugas-tugas CGP tertunda. Putus asa takut tidak dapat menyelesaikan dengan baik atau tepat waktu dalam setiap tugas kegiatan CGP. Serta beberapa kendala teknis pada LMS yang terkendala pada nama saya. Tidak sampai di situ, saat ini saya benar benar berada di fase semua dimulai dengan hal yang baru yakni, sebagai pemimpin sekolah, persiapan akreditasi sekolah, serta mempunyai bayi yang baru 2 bulan. Jarak jauh sekolah dengan rumah juga menjadi kendala karena jam kerja yang harus diselesaikan dari pukul 07.00 -- 15.30 dengan jam yang padat selain menyelesaikan administrasi saya juga mengajar.  Namun sampai saat ini,  kekuatan satu dengan yang lain dalam kelompok CGP A.10 kelas 28 menjadi kekuatan saya. Kami semua saling memberi semangat serta pengalaman sehingga kekhawatiran tersebut dapat diatasi. Semoga tetap solid dan semangat untuk  Bergerak maju menjadi guru penggerak  angkatan 10.  

Findings (Pembelajaran) :

 Merefleksikan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Mengenal sekilas KHD, beliau merupakan seorang aktivis pergerakan kemerdekaan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia. Semboyan pendidikan tidaklah asing adalah salah satu karya perjuangan. Semboyan pendidikan "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani". Melalui pembelajaran ini saya mendapatkan hal-hal yang baru, akan kurangnya pemahaman filosofi pemikiran  KHD. Adapun hal penting yang saya dapatkan berdasarkan pemikirannya. Pentingnya pendidikan yang memerdekakan, peserta didik sudah memiliki samar-samar dan lakunya. Pendidikan harus menjadi  tempat yang nyaman untuk peserta didik menemukan potensinya dengan menguatkan samar-samar tersebut. Tut Wuri Handayani semboyan ini tidak saja menjadi lambang identitas pendidikan melainkan menjadi pengingat seluruh pendidik bahwa kita hanya menuntun bukan menuntut dengan memberi contoh serta mendorong peserta didik untuk belajar secara mandiri.  Kodrat alam dan kodrat zaman, peserta didik memiliki potensi bawaan dan pengaruh lingkungan yang unik. Pendidikan haruslah menjadikan hal tersebut sebagai kekayaan peserta didik yang selayaknya dapat dikembangkan secara optimal. Pemikiran KHD tentang pendidikan menjadi sumber inspirasi yang bernilai bagi bangsa Indonesia. Guru perlu terus belajar dan mengkaji pemikiran KHD sehingga dapat diterapkan sesuai dengan budaya dan sekolah masing-masing dalam praktik baik dalam  pendidikan di Indonesia. Dengan demikian, kita dapat mewujudkan cita-cita KHD untuk membangun pendidikan yang memerdekakan, mencerdaskan dan tempat yang nyaman untuk menguatkan samar samar kekuatannya.

  

 Future (Penerapan)

              Merefleksikan serta mengimplementasikan pemikiran KHD dalam proses pembelajaran sebenarnya tidaklah mudah. Adapun hal utama yang perlu diubah atas kekeliruan sebagai pendidik selama ini yakni, guru membuat skenario pada peserta didik dengan harapan tujuan pencapaian pembelajaran dapat tercapai sesuai waktu (administrasi) dan kemampuan bidang pelajaran yang diampu. Guru memaksa peserta didik segambar, seirama, serta sempurna pada bidang mata pelajaran yang kita ajarkan dengan bukti nilai angka 100.  Guru sering lalai dalam memperhatikan kodrat alam dan lingkungan peserta didiknya. Karena pemahaman atau mindset tersebutlah, saya sulit membagikan dan merefleksikan pemikiran KHD bahwa peserta didik memiliki kodratnya masing-masing. Sulit memberikan pengakuan bahwa peserta didik tersebut berhasil dan sukses bila pencapaian yang dimiliki tidak sesuai dengan proses dan evaluasi yang sudah dirancang. Yakni kemampuan pada bidang studi mata pelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun