Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengastaan Nyawa Anak Bangsa

8 Maret 2016   04:16 Diperbarui: 8 Maret 2016   04:24 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih dari 1.000 petambang tewas di Tambang Emas Gunung Botak, Maluku, sejak aktivitas penambangan mulai dikerjakan pada November 2011, kurang dari 5 tahun lalu. Minim sekali perhatian aparat , media masa maupun bangsa Indonesia atas hilangnya sekian banyak nyawa anak bangsa.

Dalam operasi penggalian emas ini banyak dipakai sianida. Sianida bebas diperjual belikan dan limbah yang tak terkendali, juga luput dari perhatian kita.

Kematian Mirna Salihin, diduga keracunan sianida

Kematian Mirna Salihin yang diduga keracunan sianida, mendapat perhatian luar biasa dari pihak aparat penegak hukum maupun media masa. Rasanya tak ada hari tanpa berita mengenai Mirna maupun Jessica( terdakwa).

Beratus kali berita tentang rekaman CCTV di restoran dimana Mirna kejang-kejang. Polisi sampai mengundang 3 psikiatri forensik untuk menghipnotis Jessica, agar mendapat keterangan sebenar-benarnya. Hubungan korban dan terdakwa juga tak henti-hentinya diberitakan termasuk kemungkinan hubungan terlarang.

Penyidik Polda Metro Jaya yang menangani kasus tewasnya Mirna meminta bantuan polisi Australia, karena ada data yang mesti dicocokkan untuk penanganan kasus Mirna.

Memang nyawa seorang anak manusia tidak dapat diukur harganya, tidak dapat diukur dengan uang ataupun emas. Kematian Mirna sepantasnya mendapat perhatian penuh dari penegak hukum dan bangsa Indonesia.

Nyawa para petambang liar

Tambang emas Gunung Botak

Kegiatan di Gunung Botak masih berjalan hari ini. Aktivitas pengambilan material di lokasi bekas tambang liar oleh PT Buana Pratama Sejahtera bersama Pemerintah Provinsi Maluku tetap berlanjut. Kegiatan tersebut dijaga ketat oleh pihak kepolisian dibantu TNI dan dibenarkan oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Maluku.

Kematian 1000 petambang sudah lama dilupakan. Nyawa anak bangsa yang hidupnya penuh kesusahan dan keputus-asaan, terpaksa mencari nafkah dengan melakukan kegiatan yang nyawa mereka taruhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun